Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ariana Grande Terkena Covid-19 hingga Sejumlah Acara Dibatalkan, Begini Kondisinya
Advertisement . Scroll to see content

Gawat! Tenaga Medis 70 RS di Myanmar Mogok Kerja Gara-Gara Kudeta

Rabu, 03 Februari 2021 - 11:06:00 WIB
Gawat! Tenaga Medis 70 RS di Myanmar Mogok Kerja Gara-Gara Kudeta
Kudeta yang dilakukan militer Myanmar menuai protes dari masyarakat di negara itu, termasuk kalangan pekerja medis. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

YANGON, iNews.id – Para tenaga medis dan pegawai 70 rumah sakit serta Departemen Kesehatan di 30 kota di seluruh Myanmar mogok bekerja. Itu mereka lakukan sebagai bentuk protes atas kudeta yang dilakukan militer negara itu, Senin (1/2/2021) lalu.

Aksi mogok tersebut terungkap lewat pernyataan kelompok yang menamai diri Gerakan Pembangkangan Sipil Myanmar. Pernyataan itu mereka unggah di Facebook, Rabu (3/2/2021).

Menurut kelompok itu, dengan melakukan kudeta, militer Myanmar telah menempatkan kepentingan sendiri di atas masyarkat rentan yang menghadapi kesulitan selama pandemi Covid-19.

“Kami menolak untuk mematuhi perintah apa pun dari rezim militer tidak sah yang menunjukkan bahwa mereka tidak menghormati pasien kami yang malang,” demikian pernyataan kelompok itu, dikutip kembali Reuters, siang ini.

Selasa (2/2/2021) malam, sejumlah warga di kota terbesar Myanmar, Yangon, juga menggelar aksi protes terhadap kudeta militer. Suara gaduh pukulan panci, perabotan dapur, hingga klakson mobil bergema di kota itu tadi malam.

Itu adalah aksi protes pertama masyarakat menolak penggulingan kepala pemerintahan terpilih di negara itu, Aung San Suu Kyi, oleh tentara.

Dalam protes publik terbesar terhadap kudeta sejauh ini, orang-orang di Yangon beramai-ramai meneriakkan “enyahlah kejahatan!”. Mereka juga menggedor-gedor panci logam dengan gerakan tari tradisional yang biasa digunakan untuk mengusir kejahatan atau karma buruk.

Tak hanya masyarakat biasa, petugas medis dari setidaknya 20 rumah sakit pemerintah juga ikut bergabung dalam aksi penolakan tersebut. Salah satu di antara mereka tampak menggunakan jas hazmat bertulisan “kediktatoran harus gagal” di bagian belakangnya.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut