Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : WHO Berduka atas Banjir Sumatera, Siap Beri Bantuan!
Advertisement . Scroll to see content

Gawat, WHO Sebut Covid Varian Delta Bakal Dominasi Penularan Global

Sabtu, 19 Juni 2021 - 06:39:00 WIB
Gawat, WHO Sebut Covid Varian Delta Bakal Dominasi Penularan Global
Soumya Swaminathan (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

JENEWA, iNews.id - Covid-19 varian Delta yang pertama kali ditemukan di India bakal mendominasi kasus penularan secara global.
 
Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan mengatakan, adanya varian Covid-19 baru yang lebih menular meningkatkan kebutuhan akan vaksin yang efektif.

Inggris melaporkan lonjakan kasus infeksi yang tajam akibat varian Delta., memaksa Perdana Menteri Boris Johnson untuk memperpanjang pembatasan hingga akhir Juli.

Pejabat kesehatan Jerman memperkirakan Delta bisa dengan cepat menjadi varian dominan di negaranya meskipun jumlah warga yang menerima vaksin sudah terbilang banyak.

Di Rusia, pemerintah menyebut lonjakan kasus infeksi harian sebagian besar dipicu varian Delta. Negara itu berada di ambang gelombang ketiga wabah virus corona setelah penambahan kasus harian mencetak rekor lagi, terutama di Moskow. Pemerintah Rusia juga menyalahkan warganya yang enggan mendapatkan vaksin Covid-19.

"Delta dalam perjalanan untuk menjadi varian dominan secara global karena peningkatan transmisibilitasnya," kata Swaminathan, dalam pernyataan dari Jenewa, Swiss, dikutip dari Reuters, Sabtu (19/6/2021).

Pada kesempatan itu dia juga menumpahkan kekecewaan bahwa vaksin CureVac hanya terbukti efektif 47 persen dalam mencegah penyakit akibat virus corona, di bawah standar yang ditetapkan WHO yakni 50 persen.

Perusahaan asal Jerman yang membuat vaksin itu menyatakan, vaksinnya menjadi kurang efektif karena mendeteksi setidaknya 13 varian baru dalam populasi uji coba klinisnya.

Vaksin-vaksin terbaru yang dibuat seharusnya bisa lebih baik dari yang ada saat ini di pasaran. Bekerja dengan sistem mRNA seperti produk Pfizer dan Moderna, CureVac setidaknya bisa menyamainya.

Meski demikian Swaminathan mengakui semua vaksin mRNA tak bisa dipukul rata efektif melawan virus dengan baik karena setiap perusahaan memiliki racikan masing-masing.

“Hanya karena ini merupakan vaksin mRNA lainnya, kita tidak bisa menganggap semua mRNA itu sama, karena masing-masing memiliki teknologi sedikit berbeda,” kata Swaminathan.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut