Gedung Putih: Sejumlah Tentara AS Terluka Setelah Diserang Militer Rusia di Suriah
WASHINGTON DC, iNews.id – Gedung Putih mengklaim sejumlah kendaraan militer dan helikopter serang milik Rusia telah mengepung dua mobil lapis baja AS dalam konfrontasi yang menegangkan di wilayah timur laut Suriah, Rabu (26/8/2020). Insiden itu menyebabkan sejumlah pasukan AS terluka.
Sebuah video bentrokan kedua belah pihak yang dibagikan di Twitter—sepertinya diambil oleh para pengamat dan pihak Rusia sendiri—menunjukkan kendaraan angkut personel dan helikopter Rusia mencoba mengepung kendaraan milik Amerika Serikat. Para anggota militer Kremlin itu kemudian memaksa tentara AS keluar dari daerah itu, dekat Dayrick, Suriah Utara.
Kendaraan-kendaraan militer AS dan Rusia tampak bertabrakan satu sama lain. Pada satu titik yang diduga menjadi pemicu awal bentrokan, salah satu helikopter melayang sangat rendah di atas kendaraan militer Amerika yang terhenti, meledakkannya dengan angin dari propeler.
Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih (NSC) menyatakan, sebuah kendaraan Rusia menabrak ATV antiranjau AS, menyebabkan cedera pada awaknya. Belum ada perincian yang tersedia dari NSC atau Pentagon tentang berapa banyak personel yang terluka dan sejauh mana cedera yang mereka alami itu.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional, John Ullyot mengatakan, keberadaan kendaraan AS di wilayah itu adalah dalam rangka patroli keamanan dari koalisi anti-ISIS. Dia mengatakan, tim patroli meninggalkan daerah itu untuk meredakan situasi.
“Tindakan tidak aman dan tidak profesional seperti (Rusia) ini merupakan pelanggaran protokol dekonflik, yang telah disepakati Amerika Serikat dan Rusia pada Desember 2019,” kata Ullyot.
“Koalisi dan Amerika Serikat tidak mencari eskalasi dengan kekuatan militer nasional mana pun, tetapi pasukan AS selalu mempertahankan hak dan kewajiban yang melekat untuk membela diri dari tindakan permusuhan,” ujarnya.
Pasukan AS dan Rusia sering berinteraksi di Suriah, namun bentrokan yang melibatkan keduanya boleh dibilang jarang terjadi.
Editor: Ahmad Islamy Jamil