Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Dari Sekutu Jadi Ancaman, Kisah Pahit Imigran Afghanistan yang Berbalik Menyerang AS
Advertisement . Scroll to see content

Gempa Afghanistan Tewaskan 250 Orang, Ini Penyebab Korban Jiwa Begitu Banyak

Senin, 01 September 2025 - 11:30:00 WIB
Gempa Afghanistan Tewaskan 250 Orang, Ini Penyebab Korban Jiwa Begitu Banyak
Gempa bumi M6,0 mengguncang Afghanistan, Senin (1/9) pagi WIB menewaskan sedikitnya 250 orang (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

KABUL, iNews.id - Gempa bumi bermagnitudo 6,0 mengguncang Afghanistan, Senin (1/9/2025) pagi WIB. Data resmi yang dirilis kementerian informasi kepada kantor berita Anadolu mengungkap, sejauh ini lebih dari 250 orang tewas dan 500 lebih lannya luka. 

Jumlah tersebut mungkin bertambah karena pencarian korban masih berlangsung.

Beberapa sumber pejabat pemerintahan Taliban mengatakan kepada Al Jazeera, jumlah korban tewas kemungkinan masih terus bertambah seiring pencarian yang masih dilakukan. Gempa susulan, paling kuat bermagnitudo 4,5, menggungcang Basawul di Nangahar, membuat bangunan yang sudah ringkih menjadi ambruk.

“Laporan dari Kunar, Afghanistan, menunjukkan seluruh desa hancur, banyak orang terjebak di bawah reruntuhan bangunan dan operasi penyelamatan sedang berlangsung,” demikian laporan Al Jazeera.

Kunar merupakan wilayah miskin dengan kondisi geografis pegunungan. Rumah-rumah di sana sangat rentan ambruk, terbuat dari lumpur dan batu. 

Rumah-rumah tersebut tidak akan mampu menahan gempa sekuat ini, apalagi kedalamannya dangkal. Selain itu gempa terjadi tengah malam, saat banyak orang sedang tidur sehingga tak sempat menyemalatkan diri.

Gempa juga bisa memicu tanah longsor di pegunungan yang berbatu. Seringkali bebatuan besar menghantam permukiman dan jalanan.

"Bukan hanya bangunan yang berguncang dan menjadi tidak stabil, tapi lereng bukit juga berguncang dan menjadi tidak stabil, itulah yang memicu tanah longsor," demikian laporan Al Jazeera.

Guncangan gempa juga dirasakan hingga Lahore dan Islamabad, Pakistan, hingga Provinsi Khyber Pakhtunkhwa dan Punjab.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut