Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pesawat Jet Pribadi Bawa Kepala Staf Angkatan Bersenjata Libya Jatuh di Turki, Ini Dugaan Penyebabnya
Advertisement . Scroll to see content

Gencatan Senjata Dimediasi AS Gagal, Azerbaijan dan Armenia Saling Tuduh Memulai Serangan

Senin, 26 Oktober 2020 - 13:14:00 WIB
Gencatan Senjata Dimediasi AS Gagal, Azerbaijan dan Armenia Saling Tuduh Memulai Serangan
Pasukan Armenia menembakkan artileri ke wilayah Azerbaijan beberapa jam setelah kesepakatan gencatan senjata pada Minggu (25/10) (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

BAKU-YEREVAN, iNews.id - Gencatan senjata ketiga antara Armenia dan Azerbaijan yang disepakati, Minggu (25/10/2020), hanya seumur jagung. Kedua pihak saling serang beberapa jam setelah kesepakatan yang difasilitasi Amerika Serikat itu dicapai.

Pemerintah Azerbaijan dan Armenia saling menuduh satu sama lain sebagai pihak yang melanggar kesepakatan dengan melancarkan serangan artileri serta rudal.

Kementerian Pertahanan Azerbaijan menyatakan, Armenia melancarkan serangan di beberapa perkampungan di wilayah Terter dan Lachins.

Pasukan Armenia juga menembaki beberapa perkampungan terdekat dengan perbatasan sebagai bentuk pelanggaran berat terhadap gencatan senjata.

Sementara itu Kementerian Pertahanan Armenia menyatakan, pasukan Azerbaijan melanggar gencatan senjata dengan menembakkan artileri ke pasukannya yang berada di garis terdepan.

Dua gencatan senjata sebelumnya yang difasilitasi Rusia tak cukup meredam ketegangan kedua negara pecahan bagian Uni Soviet itu. Sehari setelah gencatan senjata pertama pada 12 Oktober lalu, dua kubu kembali saling serang.

Situasi serupa juga terjadi pasca-gencatan sejata pada 20 Oktober. Serangan rudal dan artileri kembali dilesakkan kedua pihak, bahkan menyasar permukiman sipil.

Gagalnya tiga gencatan senjata yang dimediasi dua negara adidaya ini menimbulkan kekhawatiran meluasnya konflik, melibatkan dua kekuatan besar yakni Turki dan Rusia. Turki menegaskan dukungannya terhadap Azerbaijan.

Selain itu konflik ini menyebabkan jatuhnya banyak korban, termasuk warga sipil. Presiden Rusia Vladimir Putin menduga konflik yang sudah berlangsung sebulan lebih ini telah menewaskan setidaknya 5.000 orang.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut