Gencatan Senjata Ketiga Gagal, Pertempuran Terbaru di Nagorno-Karabakh Tewaskan 21 Orang
BARDA, iNews.id - Serangan terbaru di Nagorno-Karabakh pascagencatan senjata ketiga menewaskan lebih dari 20 orang warga sipil timur laut wilayah sengketa. Armenia dan Azerbaijan saling tuding sebagai pelaku serangan.
Reuters melaporkan sebanyak 21 orang penduduk kota Barda tewas dalam sebuah ledakan yang terjadi pada Rabu (28/10/2020) siang kemarin. Ini menjadi serangan terbaru di wilayah Nagorno-Karabakh setelah gagalnya gencatan senjata ketiga yang dimediasi Amerika Serikat pada Minggu (25/10/2020) kemarin.
Pemerintah Armenia dalam pernyataan resminya menuduh serangan tersebut dilancarkan oleh militer Azerbaijan. Mereka juga menyebut Azerbaijan bertanggung jawab atas dua serangan lainnya menargetkan dua kota besar yang menewaskan satu orang.
Namun, tuduhan tersebut disanggah oleh Azerbaijan yang mengaku mematuhi kesepakatan gencatan senjata sejak pertama kali.
Petugas kemanusiaan jadi korban tewas
Sementara itu, Palang Merah Internasional yang menerjunkan stafnya di wilayah pinggiran baik di Armenia maupun Azerbaijan mengatakan masih terdengar suara ledakan dan rentetan tembakan senjata selama masa gencatan senjata.
Mereka sempat melaporkan insiden yang menewaskan dua orang anggota Bulan Sabit Merah Azerbaijan serta melukai dua orang lainnya yang saat ditemukan berada di antara puing-puing.
"Ini menjadi penanda bahwa konflik Nagorno-Karabakh berisiko sulit terkendali," kata Martin Schuepp, Direktur Regional Palang Merah Internasional.
"Banyak nyawa warga sipil yang melayang," ujarnya.
Konflik Nagorno-Karabakh telah tewaskan lebih dari 30.000 orang
Perang antara separatis Armenia dan militer Azerbaijan di wilayah konflik Nagorno-Karabakh telah berlangsung selama 30 tahun. Pertempuran terbaru yang meletus sejak akhir September meluas menjadi arena perang aliansi Turki dan Rusia.
Separtis Armenia yang memegang kendali pemerintahan di Nagorno-Karabakh mendapat dukungan dari Rusia, sedangkan Turki secara terang-terangan mendukung Azerbaijan dalam konflik tersebut.
Perang dua negara pecahan Uni Soviet sejauh ini telah menewaskan lebih dari 30.000 orang baik sipil maupun militer.
Nagorno-Karabakh menjadi sengketa karena secara internasional diakui sebagai wilayah Azerbaijan, namun mayoritas warganya serta pemerintahannya dikuasai separatis Armenia.
Editor: Arif Budiwinarto