Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Ini Hasil Kunjungan Prabowo ke Pakistan dan Rusia, Apa Saja?
Advertisement . Scroll to see content

Geram PLTN Digempur Rusia, Wali Kota di Ukraina Ini Ancam Presiden Putin Pakai Granat

Sabtu, 05 Maret 2022 - 11:16:00 WIB
Geram PLTN Digempur Rusia, Wali Kota di Ukraina Ini Ancam Presiden Putin Pakai Granat
Genady Brokovic memegang granat di kedua tangan mengancam Presiden Vladimir Putin setelah pasukan Rusia menggempur PLTN Zaporizhzhia (Foto: The Sun)
Advertisement . Scroll to see content

KIEV, iNews.id - Wali Kota Marhanets, Ukraina, Gennady Brokovik geram dengan serangan pasukan Rusia ke pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia pada Jumat (4/3/2022) dini hari. Kota yang dipimpinnya hanya berjarak sekitar 9 kilometer dari PLTN terbesar di Eropa itu.

Jarak itu terhitung sangat dekat untuk menerima dampak jika terjadi kebocoran radiasi nuklir. Pasukan Rusia kini memegang kendali atas PLTN tersebut.

Untuk menunjukkan kegeramannya, Brokovik bahkan mengangkat granat di kedua tangan lalu menggedornya ke meja kerja sambil mengancam Presiden Rusia Vladimir Putin.

”Kami siap membela diri. Kami siap melindungi anak-anak kami," kata dia, dikutip dari The Sun, Sabtu (5/3/2022).

Brokovik menambahkan, begitu mendapat kabar PLTN diserang, pemerintah menerapkan rencana darurat untuk menghadapi kemungkinan bocornya radiasi.

"Kami membagikan tablet anti-radiasi, iodium," tuturnya.

Puluhan warga Marhanets antre untuk mengambil tablet di gudang balai kota pada Jumat pagi.

“Setengah tablet sekali sehari. Ini bisa melindungi kelenjar tiroid dari radiasi," kata Brokovik.

Kota berpenduduk sekitar 50.000 jiwa itu serta daerah di sekitarnya akan sangat terdampak parah jika PLTN hancur. Dia memperingatkan evakuasi penduduk tidak mungkin untuk saat ini karena wilayah lain juga dalam kondisi perang.

“Kami tidak akan pernah bisa mengevakuasi semua warga ketika terjadi perang. Kami tidak pernah menyangka ini akan terjadi. Kami tidak tahu apa yang akan dilakukan Rusia selanjutnya," ujarnya.

Jika PLTN Zaporizhzhia hancur, dampaknya akan 10 kali lipat lebih parah dari ledakan Chernobyl pada 1986. Sedikitnya 50 orang tewas dan ribuan lainnya menderita penyakit akibat terpapar radiasi.

Ledakan Chernobyl juga memaksa pihak berwenang saat itu membuat zona aman dengan radius 2.500 kilometer.

Beruntung, serangan artileri Rusia hanya mengenai gedung lima lantai lokasi training hingga terbakar. Ledakan juga terjadi di halaman parkir di luar gedung.

Pejabat setempat mengatakan ada kerusakan pada salah satu dari enam reaktor pembangkit namun tak memengaruhi elemen utama dari PLTN. Semua masih beroperasi dengan normal. 

Pascaserangan, tingkat radiasi di lokasi masih normal.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut