Geser Indonesia, China Negara Pengirim Turis Terbanyak ke Singapura
SINGAPURA, iNews.id – Dominasi Indonesia sebagai pengirim wisatawan ke Singapura untuk pertama kalinya digeser oleh China. Berdasarkan data Badan Pariwisata Singapura (STB), selama 2017, wisatawan China yang berkunjung ke Singapura mencapai 3,2 juta orang, sedangkan Indonesia 3 juta.
Tak hanya itu wisatawan dari China merupakan yang terbanyak menghabiskan uang mereka di Negara Tetangga itu.
Dalam pernyataan yang dirilis pada Senin (12/2/2018), seperti dikutip kembali oleh The Straits Times, STB mencatat, selama 2017 mereka menerima kunjungan 17,4 juta wisatawan.
Sementara itu pendapatan Singapura dari turis China selama periode Januari-September 2017 mencapai 3,08 miliar dolar Singapura atau sekitar Rp31,2 triliun atau meningkat 10 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
CEO STB Chang Chee Pey mengatakan, fokus ke depan, pihaknya akan mengincar tiga negara dengan jumlah penduduk terbesar di Asia, yakni China, Indonesia, dan India. Hal ini untuk mengurangi ketergantungan dengan satu negara saja.
Sebelumnya, wisatawan Indonesia mendominasi kunjungan ke Singapura, salah satunya karena jarak kedua negara yang berdekatan. Namun program-program yang disuguhkan untuk wisatawan China ternyata berhasil memikat.
Pihaknya berusaha mempertahankan tren kunjungan wisatawan dari China ini,salah satunya dengan festival musik ZoukOut yang disiarkan langsung melalui streaming ke China melalui perusahaan internet Tencent.
Para pelaku bisnis pariwisata juga menyambut meningkatnya kunjungan wisatawan China. General Manager InterContinental Singapore Michael Martin mengatakan, sejak 2015 hotelnya sudah menyesuaikan tren meningkatnya kunjungan wisatawan China. Salah satu contohnya dengan mengajarkan para staf bahasa Mandarin serta budaya yang lazim dilakukan masyarakat China, seperti memberikan kartu nama menggunakan dua tangan.
Dia mengatakan, pada 2017 jumlah wisatawan China yang menginap di hotelnya meningkat 15 persen dibandingkan pada 2016.
Karakter para wisatawan pun berubah dari tahun ke tahun. Jika sebelumnya berorientasi pada belanja dan kuliner, kini lebih kepada kesenian dan budaya.
Editor: Anton Suhartono