Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kemendikdasmen Beri Tunjangan Khusus Rp2 Juta untuk Guru Terdampak Bencana Sumatra 
Advertisement . Scroll to see content

Guru di Jepang Meninggal Kelelahan, Bekerja Lebih dari 80 Jam Tiap Pekan

Rabu, 21 Desember 2022 - 19:06:00 WIB
Guru di Jepang Meninggal Kelelahan, Bekerja Lebih dari 80 Jam Tiap Pekan
Guru olah raga di Jepang meninggal karena kelelahan. (Foto: Ilustrasi/ist)
Advertisement . Scroll to see content

TOKYO, iNews.id - Seorang guru olah raga di Jepang meninggal karena kelelahan. Dalam sepekan, dia bekerja lebih dari 80 jam.

Yoshio Kudo merupakan guru yang mengabdi di sebuah SMP. Dia meninggal karena kelelahan dalam bekerja.

Kudo meninggal pada 2007 di usianya yang baru mencapai 40 tahun. Dia meninggal akibat pendarahan otak.

Saat acara pemakaman, murid-murid Kudo mengatakan bahwa gurunya tersebut merupakan sosok yang selalu bersemangat. Maka dari itu, banyak yang tak menyangka dia meninggal akibat kelelahan.

Istri Kudo, Sachiko mengatakan, suaminya merupakan sosok yang sangat mencintai murid-muridnya. Di minggu-minggu terakhirnya, Kudo memang terlalu lelah bekerja hingga kurang istirahat.

"Pada akhirnya, dia mengatakan kepada saya bahwa guru harus berhenti melakukan pekerjaan seperti ini, dia ingin masa depan berubah," kata Sachiko.

Kurangnya catatan jam kerja suaminya, membuat Sachiko butuh waktu lima tahun untuk menyadari bahwa Kudo dinyatakan meninggal karena karoshi. Ini merupakan istilah untuk menyebut kematian karena bekerja terlalu keras.

Sachiko dulu juga seorang guru. Namun sekarang, dia mengepalai kelompok anti-karoshi di Jepang tengah.

Dilansir dari vnexpress pada Rabu (21/12/2022), jam kerja guru di Jepang memang yang tertinggi di dunia. Dia harus berangkat pagi dan pulang pada malam hari.

Mereka harus mengawasi siswa dan membersihkan klub sepulang sekolah. Tak heran jam kerja mereka mencapai lebih dari 80 jam dalam sepekan. Jika dihitung dengan lembur, total dapat mencapai 123 jam.

Mengajar sering dipandang sebagai pekerjaan suci. Maka bagi mereka yang menolak lembur akan dicap egois.

Seorang guru sejarah SMA di Osaka, Takeshi Nishimoto mengatakan, ditunjuk sebagai pengawas utama sebuah klub berarti harus mengucapkan selamat tinggal pada akhir pekan.

Seorang guru olahraga sekolah menengah di distrik Edogawa Tokyo, Masako Shimonomura mengatakan sulit untuk beristirahat di siang hari. Meski demikian, tak semua profesi guru itu menyedihkan.

“Ada kalanya saya merasa seperti seorang guru karena momen-momen yang luar biasa, seperti melihat siswa di klub softball bersinar dan tersenyum saat bermain,” kata guru berusia 56 tahun itu.

Namun demikian, dia khawatir, jika kondisi ini tak juga berubah, maka banyak generasi muda enggan menjadi guru.

Menghadapi insiden semacam ini, pemerintah Jepang melakukan sejumlah langkah. Di antaranya, mereka menambah jumlah guru dan mengubah tugas menjadi bentuk digital.

"Langkah-langkah untuk mereformasi kondisi kerja guru sedang mengalami kemajuan," kata Menteri Pendidikan Keiko Nagaoka kepada parlemen pada bulan Oktober.

Data dari Kementerian Pendidikan Jepang menunjukkan jam lembur berkurang. Tapi sayangnya, para ahli mengatakan hanya sedikit yang berubah secara fundamental.

Menurut konsultan manajemen sekolah, Masatoshi Senoo, guru di Jepang menjadi banyak tugas lantaran harus membagikan makan siang, membimbing siswa untuk membersihkan, dan mengawasi siswa saat pergi dan pulang sekolah.

“Guru terkadang harus memikul tanggung jawab orang tua. Mereka bahkan diutus untuk meminta maaf kepada warga sekitar saat siswa melakukan kesalahan di taman atau minimarket,” katanya.

Para ahli juga mengatakan, guru rentan terhadap kerja berlebihan karena undang-undang yang sudah berumur puluhan tahun mencegah mereka dibayar untuk jam lembur.

Sebaliknya, undang-undang menambahkan jumlah yang setara dengan 8 jam lembur ke gaji bulanan guru.

Menurut investigasi surat kabar Minichi, dari tahun 2006 hingga 2016, 63 guru sekolah umum meninggal karena terlalu banyak bekerja.

Editor: Umaya Khusniah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut