Habis Kesabaran, Keluarga Sandera Israel Desak Netanyahu Jelaskan Strategi Perang di Gaza
GAZA, iNews.id - Ketegangan kian memuncak di dalam negeri Israel, bukan hanya akibat perang yang tak kunjung usai, tetapi juga karena desakan yang datang dari keluarga para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza. Mereka kehabisan kesabaran dan mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu serta pejabat tinggi militer untuk secara terbuka menjelaskan strategi perang yang saat ini diterapkan di Gaza.
Keresahan ini muncul menyusul laporan bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tengah mempersiapkan perluasan operasi militer ke Gaza tengah, termasuk wilayah padat penduduk seperti Deir Al Balah. Perintah evakuasi sudah dikeluarkan IDF pada Minggu (20/7/2025), menandai eskalasi baru dalam serangan militer.
“Kami cemas dan takut dengan laporan bahwa militer bermaksud memperluas operasi ke wilayah-wilayah di Gaza tengah yang sejauh ini belum tersentuh,” kata pernyataan bersama keluarga para sandera, dikutip dari Anadolu, Senin (21/7/2025).
Seorang kerabat sandera mengungkapkan kekhawatirannya secara lebih emosional, “Dapatkah seseorang menjamin bahwa keputusan ini tidak akan mengorbankan nyawa orang-orang yang kami cintai?”
Mereka juga melayangkan kritik tajam terhadap Netanyahu. Menurut para keluarga, strategi perang yang diambil oleh perdana menteri telah mengabaikan keselamatan sandera dan lebih mencerminkan agenda politik pribadi. Mereka menuduh Netanyahu sengaja memperpanjang perang demi kepentingan politik dan tunduk pada tekanan kelompok sayap kanan.
“Bagi para korban penculikan, ini bukan sekadar alat tawar-menawar dalam negosiasi. Ini ancaman yang sangat nyata dan langsung terhadap nyawa mereka,” ujar salah satu anggota keluarga.
Para keluarga mendesak Netanyahu, Menteri Pertahanan Israel Katz, serta para petinggi militer lainnya untuk memberikan penjelasan terbuka dan menyeluruh soal arah perang. Mereka juga meminta kejelasan mengenai bagaimana strategi militer saat ini mempertimbangkan keselamatan para sandera yang menurut pemerintah Israel jumlahnya mencapai 58 orang, dengan hanya 20 yang diyakini masih hidup.
Sementara itu, upaya diplomatik untuk membebaskan para sandera masih berlangsung, namun hingga kini belum menunjukkan perkembangan signifikan. Kebuntuan ini semakin menambah frustrasi keluarga yang setiap hari bergulat dengan ketidakpastian nasib orang-orang terdekat mereka.
Dengan semakin dekatnya kemungkinan serangan ke Gaza tengah, tekanan terhadap pemerintah Israel dari dalam negeri pun terus meningkat. Keluarga para sandera kini menuntut bukan hanya tindakan, tetapi juga transparansi dan akuntabilitas dari para pemimpin negeri mereka.
Editor: Anton Suhartono