Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nah, Pengacara Militer Israel Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang di Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Hadiah Nobel Kedokteran 2020 Jatuh ke 3 Peneliti Hepatisis C Asal AS dan Inggris

Selasa, 06 Oktober 2020 - 05:35:00 WIB
Hadiah Nobel Kedokteran 2020 Jatuh ke 3 Peneliti Hepatisis C Asal AS dan Inggris
(Dari kiri ke kanan) Charles M Rice, Harvey Alter, dan Michael Houghton, pemenang Hadiah Nobel Kedokteran 2020 (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

STOCKHOLM, iNews.id - Dua peneliti Amerika Serikat (AS) Harvey Alter (85) dan Charles Rice (68) serta seorang warga Inggris Michael Houghton memenangkan Hadiah Nobel Kedokteran terkait pendeteksian virus Hepatitis C yang membuka jalan bagi penyembuhan penyakit tersebut.

Menurut Yayasan Nobel yang berbasis di Stockholm, Swedia, ketiganya dihormati atas kontribusi yang menentukan upaya medis dalam memerangi Hepatitis, penyakit yang ditularkan melalui darah. Penyakit yang menyebabkan sirosis dan kanker hati ini menjadi masalah utama kesehatan global.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan telah terjadi 70 juta infeksi Hepatitis C di seluruh dunia yang menyebabkan sekitar 400.000 kematian setiap tahun. Penyakit ini ditandai dengan nafsu makan yang buruk, muntah, kelelahan, serta penyakit kuning.

Berkat peran ketiga ilmuwan tersebut, tes darah yang sangat sensitif untuk mendeteksi virus Hepatitis telah tersedia.

"Ini pada dasarnya telah menghilangkan Hepatitis pasca-transfusi di banyak bagian dunia serta berperan dalam meningkatkan kesehatan global," demikian keterangan Komite Nobel, seperti dikutip dari AFP, Selasa (6/10/2020).

Penemuan mereka memungkinkan perkembangan pesat obat antivirus yang diarahkan kepada Hepatitis C.

"Untuk pertama kali dalam sejarah, penyakit tersebut kini bisa disembuhkan, meningkatkan harapan pemberantasan virus Hepatitis C pada populasi dunia," kata juri.

Alter mengatakan kepada Yayasan Nobel, dia terkejut setelah mendapat telepon pada pagi hari dari Komite. Dia sempat mengacuhkan dua panggilan pertama.

"Ketiga kalinya saya bangun dengan marah untuk menjawabnya dan itu (dari) Stockholm. Melihat begitu banyak orang yang sembuh dan tidak ada yang terpapar Hepatitis pasca-transfusi, ini mengherankan, saya tidak pernah terpikir ini akan terjadi," katanya.

Penemuan cara mendeteksi virus Hepatitis A dan B juga menjadi langkah penting di masanya. Penemu Hepatitis B memenangkan Hadiah Nobel Kedokteran pada 1976, namun ketika itu sebagian besar kasus Hepatitis yang ditularkan melalui darah tetap belum bisa dijelaskan.

Alter medapat apresiasi atas karya rintisannya pada 1970-an yang mempelajari terjadinya Hepatitis pada pasien yang telah mendapat transfusi darah, menentukan penyakit mereka bukanlah Hepatitis A atau B.

Sementara itu Houghton, bekerja di Universitas Alberta, mengembangkan kembali temuan Alter untuk mengisolasi urutan genetik virus baru. Sedangkan Rice (68) menyelesaikan teka-teki tersebut dengan menggunakan rekayasa genetika untuk membuktikan bahwa itu adalah strain baru Hepatitis C yang menyebabkan pasien jatuh sakit.

Rice, bekerja di Universitas Rockefeller, New York, menyebut penemuan-penemuan dasar ketiganya sebagai kisah sukses untuk ilmu biomedis.

"Kita menyaksikan contoh tindak lanjut yang luar biasa dari hal itu terkait dengan pandemi. Jumlah kelompok yang telah melangkah untuk menangani SARS-Covid-2, kecepatan di mana penemuan baru dibuat yang saya harapkan akan berdampak pada pengendalian pandemi, benar-benar mengejutkan," katanya.

Ketiganya akan berbagi hadiah senilai 10 juta kronor Swedia atau sekitar Rp16,5 miliar.

Penghargaan yang mereka dapat berlangsung saat para ilmuwan berpacu menemukan vaksin virus corona. Rice dan Houghton saat ini terlibat dalam penemuan vaksin tersebut.

Ketua komite Nobel Kedokteran Patrik Ernfors mengatakan hadiah tahun ini relatif mudah dikaitkan dengan kondisi saat ini.

"Hal pertama yang perlu Anda lakukan adalah mengidentifikasi penyebab virus dan setelah itu dilakukan in adalah titik awal pengembangan untuk pengobatan penyakit serta juga untuk mengembangkan vaksin melawan penyakit tersebut," ujarnya.

Alter juga menekankan bahwa Hepatitis C dan Covid-19 dapat diberantas tanpa vaksin, jika ada kemauan politik.

"Hal-hal yang perlu dilakukan terutama adalah mengetes dan mengobati. Jika kita melakukan tes cepat yang baik untuk Covid serta melakukan pengobatan yang bagus, itu akan sama, prinsipnya sama," kata Alter.

Houghton, Alter, dan Rice seharusnya akan menerima Hadiah Nobel Kedokteran ini langsung dari Raja Carl XVI Gustaf dalam upacara resmi di Stockholm, Swedia, pada 10 Desember 2020 atau bersamaan dengan peringatan kematian ilmuwan Alfred Nobel pada 1896. Namun upacara tatap muka ditiadakan terkait pandemi dan diganti secara virtual.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut