Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pengadilan Kriminal Internasional Tolak Permohonan Israel Batalkan Penangkapan Netanyahu
Advertisement . Scroll to see content

Hamas Bakal Fleksibel dalam Negosiasi dengan Israel, tapi Tetap Siap  Perang

Rabu, 28 Februari 2024 - 20:18:00 WIB
Hamas Bakal Fleksibel dalam Negosiasi dengan Israel, tapi Tetap Siap  Perang
Ismail Haniya menegaskan Hamas fleksibel dalam negosiasi dengan Israel (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

DUBAI, iNews.id - Pemimpin Hamas Ismail Haniya menegaskan faksi perlawanan yang dipimpinnya bisa fleksibel dalam negosiasi dengan 
Israel terkait perang di Gaza. Meski demikian Hamas siap untuk terus berperang.

Negosiasi gencatan senjata kemanusiaan masih berlangsung di Mesir setelah pekan lalu berlangsung di Paris, Prancis. Hamas belum 
menentukan sikap atas proposal yang diajukan Israel yakni gencatan senjata selama Ramadan. Selama periode itu, Hamas diminta membebaskan sandera Israel tersisa. Sebagai imbalannya Israel membebaskan ratusan tahanan Palestina.

Hamas sebelumnya menegaskan, Israel harus menghentikan semua serangan serta menarik pasukan dari Gaza. Setelah itu Hamas baru bersedia negosiasi soal pertukaran tahanan. Namun Israel menolak proposal itu, bahkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebutnya sebagai khayalan.

Lebih lanjut Haniya, dalam pidato yang disiarkan di televisi, mendesak poros perlawanan yakni milisi sekutu Iran, seperti Hizbullah Lebanon, 
Houthi Yaman, dan Perlawanan Islam di Irak, untuk meningkatkan bantuan terhadap rakyat Palestina di Gaza. Seruan yang sama juga disampaikan untuk negara-negara Arab.

“Adalah tugas negara-negara Arab dan Islam untuk mengambil inisiatif mematahkan konspirasi kelaparan di Gaza”, kata kepala biro politik Hamas itu, merujuk pada kebijakan Israel membuat warga Gaza kelaparan dengan mencegat masuknya bantuan bahan makanan. 

Pada kesempatan itu Haniya juga meminta warga Palestina di Yerusalem dan Tepi Barat untuk berbondong-bondong datang ke Masjid Al Aqsa pada hari pertama Ramadhan untuk melaksanakan Sholat Tarawih. 1 Ramadan kemungkinan jatuh pada 10 Maret.

Sebelumnya Israel akan membatasi umat Islam ke Masjid Al Aqsa selama Ramadan. Pembatasan ini diyakini akan memicu bentrokan seperti terjadi pada Ramadan tahun-tahun sebelumnya.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut