Hamas: Perundingan dengan Israel Masih Buntu, Belum Ada Kemajuan
KAIRO, iNews.id – Seorang pejabat Hamas menyebut belum ada kemajuan yang dicapai pada putaran baru perundingan gencatan senjata Gaza di Kairo, Mesir. Pertemuan itu juga dihadiri oleh delegasi dari Israel, Qatar, dan Amerika Serikat.
“Tidak ada perubahan dalam posisi pendudukan (Israel) dan oleh karena itu, berarti tidak ada hal baru dalam perundingan di Kairo. Belum ada kemajuan,” kata pejabat Hamas, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, kepada Reuters.
Pernyataan pejabat Hamas itu bertentangan dengan yang disampaikan beberapa sumber Mesir sebelumnya yang menyebutkan ada kemajuan yang dicapai dalam agenda tersebut.
Israel dan Hamas mengirim tim runding mereka ke Mesir pada Minggu (7/4/2024), menyusul kedatangan Direktur CIA William Burns pada Sabtu (6/4/2024). Kehadiran bos mata-mata Amerika itu semakin menunjukkan tekanan AS terhadap kesepakatan yang akan membebaskan para tawanan Israel yang ditahan di Gaza dan memberikan bantuan kepada warga sipil yang terkena dampak di wilayah itu.
Negara-negara Barat telah menyuarakan kemarahan mereka atas tingginya angka kematian warga sipil Palestina dan krisis kemanusiaan di Gaza akibat serangan militer Israel. Sejak berlangsungnya operasi militer zionis di wilayah itu enam bulan lalu, sudah lebih dari 33.200 penduduk Gaza yang gugur.
Di Yerusalem pada akhir pekan, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz menggambarkan perundingan di Kairo sebagai perjanjian yang paling dekat bagi kedua belah pihak untuk meraih kesepakatan untuk kedua kalinya. Sebelumnya, kedua pihak pernah mencapai gencatan senjata sementara pada November lalu, ketika Hamas membebaskan puluhan tawanan Israel.
Hamas menangkap 253 orang dalam serangan besar-besaran lintas batas ke Israel Selatan pada 7 Oktober lalu. Dari jumlah tersebut, sebanyak 129 sandera masih ditawan kelompok pejuang Palestina itu. Para perunding telah menyatakan, sebanyak 40 orang akan dibebaskan pada tahap pertama jika Hamas dan Israel menyepakati perundingan yang diselenggarakan Mesir.
Dua sumber keamanan Mesir dan media setempat, al-Qahera News mengatakan, ada kemajuan telah dicapai dalam perundingan di Kairo. Sumber-sumber keamanan mengatakan, kedua belah pihak telah membuat konsesi yang dapat membantu membuka jalan bagi kesepakatan gencatan senjata.
Kesepakatan tersebut berkaitan dengan pembebasan tawanan dan tuntutan Hamas agar warga Palestina yang mengungsi ke Gaza Selatan bisa kembali ke Gaza Utara. Para mediator menyarankan kepulangan tersebut dapat dipantau oleh pasukan Arab jika nanti semua tentara Israel ditarik kembali.
Menurut sumber Mesir, delegasi dari para pihak berkonflik telah meninggalkan Kairo dan konsultasi mereka dengan para pemimpin masing-masing diperkirakan akan dilanjutkan dalam waktu 48 jam.
Seorang pejabat Palestina yang memahami proses mediasi di Mesir mengatakan kepada Reuters bahwa kebuntuan dalam negosiasi terus berlanjut lantaran pihak Israel menolak untuk mengakhiri perang, menarik pasukannya dari Gaza, serta mengizinkan semua warga sipil untuk kembali ke rumah mereka. Israel juga enggan mencabut blokade terhadap Jalur Gaza yang telah berlangsung selama 17 tahun untuk memungkinkan rekonstruksi cepat.
Langkah-langkah tersebut lebih diutamakan daripada tuntutan utama Israel untuk membebaskan tawanan sebagai ganti warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. “Mengenai pertukaran tahanan, Hamas telah dan ingin bersikap lebih fleksibel, namun tidak ada fleksibilitas atas tuntutan utama kami,” kata pejabat Palestina tersebut, yang berbicara secara anonim, kepada Reuters.
Israel telah mengesampingkan kemungkinan mengakhiri perang dalam waktu dekat atau menarik diri dari Gaza. Tel Aviv berkeras bahwa pasukannya tidak akan menyerah sampai Hamas tidak lagi menguasai Gaza atau mengancam Israel secara militer.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel tidak akan menuruti tuntutan Hamas, meskipun para pejabat Israel telah mengisyaratkan kesediaannya untuk mengizinkan sebagian warga Palestina kembali ke Gaza Utara.
Editor: Ahmad Islamy Jamil