WUHAN, iNews.id – Misi gabungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan otoritas kesehatan China membeberkan hasil penyelidikan tentang asal-usul pandemi Covid-19 di Wuhan, Selasa (9/2/2021). Menurut kesimpulan mereka, virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 berkemungkinan telah menyebar di wilayah lain, sebelum akhirnya diidentifikasi di Wuhan pada akhir 2019.
Pakar dari Komisi Kesehatan China, Liang Wannian mengatakan, tidak ditemukan fakta adanya penyebaran Covid-19 di Wuhan sebelum mewabah pada akhir 2019, seperti yang ramai diisukan. Menurut dia, hasil investigasi tidak menemukan inang hewan yang pertama kali menularkan Covid-19 ke manusia. Penularan dari hewan mungkin saja benar terjadi, kata dia, tetapi hal itu membutuhkan identifikasi lebih lanjut.
Eks Bos NATO: Sekutu Tak Akan Kirim Tentara ke Ukraina karena Bisa Perang Dunia III dengan Rusia
Konferensi pers hari ini menjadi akhir kunjungan tim ahli yang dipimpin WHO dalam hampir satu bulan di Wuhan, tempat di mana virus mematikan tersebut pertama kali diidentifikasi.
Kepala tim investigasi WHO, Peter Ben Embarek mengatakan, hasil identifikasi asal usul virus corona memang mengarah kepada reservoir alami kelelawar. Namun, kecil kemungkinan mereka berada di Wuhan sejak awal.
Selidiki Asal-usul Covid di Wuhan, Tim Ahli WHO Temukan Informasi Baru
Tim WHO tiba pertama kali di Wuhan pada 14 Januari lalu, dan menjalani karantina selama dua minggu. Kemudian, tim yang terdiri atas para pakar itu mengunjungi lokasi utama, seperti pasar makanan laut Huanan—yang menjadi lokasi ditemukannya infeksi corona pertama kali—serta laboratorium di Institut Virologi Wuhan.
China dan AS Kembali Saling Tuding, Minta WHO Juga Selidiki Asal-usul Covid-19 di Amerika
Salah satu anggota tim, pakar penyakit menular Dominic Dwyer mengatakan, mungkin butuh waktu bertahun-tahun untuk benar-benar menemukan awal mula Covid-19. Pasalnya, begitu banyak kerumitan untuk bisa mengetahui dari mana virus itu berasal.
Penyelidikan terkait asal-usul Covid-19 di Wuhan telah didesak oleh beberapa negara sebelumnya. Seperti Amerika Serikat (AS), yang menyebut China perlu lebih terbuka dalam hal berbagi data dan sampel virus, serta perlu membuka akses untuk tim ahli agar bisa mengunjungi pasien, staf medis, dan pekerja laboratorium.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku