Hari Pertama Jadi PM Malaysia, Anwar Ibrahim Pimpin Rapat
KUALA LUMPUR, iNews.id - Anwar Ibrahim memulai hari pertama bekerja sebagai perdana menteri Malaysia, Jumat (25/11/2022). Dia dilantik oleh Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah pada Kamis (24/11/2022) sore.
Dalam konferensi pers kemarin, Anwar menegaskan akan langsung bekerja Jumat pagi yakni memimpin rapat di kantor perdana menteri Putra Jaya.
“Karena ada rapat pukul 08.30 hari Jumat dan saya sudah berdiskusi dengan kepala sekretaris pemerintah, saya akan tiba di Kantor Perdana Menteri sebelum pukul 10.00,” ujarnya, dikutip dari The Star.
Lebih lanjut pria 75 tahun itu menegaskan akan menunaikan janjinya yakni menjadikan satu hari sebagai libur nasional. Setelah berbagai pertimbangan, dia menjadikan Senin (28/11/2022) sebagai hari libur nasional.
"Saya akan berdiskusi dengan kepala sekretaris karena saya sudah janji libur pada Senin pekan ini, tapi Senin kemarin tidak jadi. Insya Allah (kebuntuan politik) ini berakhir pada Kamis dan saya akan memenuhi janji untuk libur Senin depan," kata Anwar.
Anwar menjelaskan, fokus pertamanya sebagai perdana menteri adalah pemulihan ekonomi nasional. Setelah ditunjuk sebagai PM, lanjut dia, kepercayaan investor asing terpengaruh positif dan situasi pasar saham membaik.
“Kepercayaan investor asing berubah, ringgit menguat dan pasar saham lebih menggeliat,” tuturnya.
Pelantikan Anwar sebagai PM ke-10 Malaysia merupakan buah dari penantian panjangnya selama 24 tahun untuk memimpin negara itu. Pada 1998, Anwar dipecat sebagai wakil perdana menteri oleh Mahathir Mohamad.
“Cucu saya bertanya kepada saya, berapa lama lagi saya harus menunggu? Saya jawab, tidak terlalu lama, hanya 24 tahun. Insya Allah dengan segala cobaan dan kesengsaraan... Saya bangga mengatakan bahwa kami sudah mencapainya,” tuturnya.
Pemilu ke-15 Malaysia pada Sabtu pekan lalu tak menghasilkan satu partai atau koalisi pun yang mampu menguasai mayoritas kursi parlemen.
Pakatan Harapan, koalisi yang dipimpin Anwar Ibrahim hanya memperoleh 82 kursi, masih jauh di bawah syarat untuk bisa membentuk pemerintahan yakni 112. Koalisi lain yang memperoleh suara besar, Perikatan Nasional, menutup pintu terhadap Anwar untuk bekerja sama. Namun Barisan Nasional, yang awalnya menyatakan ingin menjadi oposisi, berubah haluan hingga mendukung Anwar. Gabungan kursi Pakatan Harapan dan Barisan Nasional sudah cukup untuk membentuk pemerintahan. Namun setelah itu dukungan kembali mengalir, termasuk dari Gabungan Partai Sarawak (GPS) yang memiliki 22 kursi.
Editor: Anton Suhartono