Hasil Autopsi Terbaru Juliana Marins di Brasil, Waktu hingga Penyebab Kematian
Terjadi patah tulang pada rusuk, paha, dan panggul, yang menyebabkan pendarahan hebat. Pukulan lateral mengenai organ dalam, menyebabkan memar pada ginjal serta laserasi pada tubuh.
Laporan juga mengungkap memar di toraks, perforasi paru-paru oleh dua tulang rusuk, serta tanda-tanda perdarahan di dasar tengkorak.
Saksi ahli Nelson Massini, yang mewakili keluarga Juliana, menegaskan hasil autopsi tersebut tidak jauh berbeda dengan pemeriksaan di RSUD Bali.
Perkiraan waktu kematian adalah pukul 23 Juni pukul 01.15 hingga 24 Juni pukul 01.15 WITA.
Dokter forensik RSUD Bali Mandara Ida Bagus Alit sebelumnya mengatakan, hasil pemeriksaan ditemukan luka-luka geser dan lebam hampir di seluruh tubuh korban. Bagian terparah berada di dada bagian belakang yang memicu pendarahan hebat, menyebabkan kematian dalam waktu cepat.
“Yang paling parah itu di bagian dada belakang atau punggung. Pendarahan dalamnya sangat banyak dan itu menyebabkan kematian secara segera, diperkirakan tidak lebih dari 20 menit sejak luka dialami,” kata Alit pada 27 Juni lalu.
Tidak ditemukan tanda-tanda khas hipotermia, seperti luka kehitaman di ujung-ujung jari. Dia juga menegaskan, bola mata yang biasanya diperiksa untuk mengetahui hipotermia tak bisa diuji karena kondisi jenazah sudah lama.
Editor: Anton Suhartono