Heboh, Masinis KRL Dicalonkan Jadi Menteri Tenaga Kerja Korea Selatan
SEOUL, iNews.id - Publik Korea Selatan (Korsel) dihebohkan dengan pencalonan seorang masinis kereta rel listrik (KRL) untuk menduduki jabatan menteri tenaga kerja (menaker). Nama Kim Young Hoon (57) muncul dalam daftar nominasi ada Senin (23/6/2025).
Presiden Korsel Lee Jae Myung menggunakan cara tak biasa dalam menentukan anggota kabinetnya. Dia memberi kesempatan kepada warga untuk mengajukan nama-nama guna menduduki posisi menteri dan pejabat tinggi negara, kemudian akan dites.
Masinis yang mengoperasikan KRL rute Gimcheon dan Busan itu kaget bukan kepalang begitu namanya muncul. Dia sama sekali tidak mengetahui pencalonannya sampai 1 jam setelah nama-nama diumumkan. Setelah menyelesaikan tugas shif di Gimcheon, Provinsi Gyeongsang Utara, Kim mendapat kabar dari rekan-rekannya telah dinominasikan menjadi Menaker Korsel berikutnya.
Jika terpilih, Kim membuat sejarah menjadi pekerja kerah biru pertama di Korsel yang mengepalai Kementerian Ketenagakerjaan dan Perburuhan.
Pemilihannya oleh presiden liberal itu menuai pujian namun juga skeptisisme, menyoroti perdebatan yang berkembang mengenai representasi buruh di tingkat atas pembuatan kebijakan.
Kim memiliki pengalaman selama 10 tahun dalam aktivitas buruh, termasuk memimpin Konfederasi Serikat Buruh Korea (KCTU) periode 2010 hingga 2012 atau selama pemerintahan Presiden Lee Myung Bak. KCTU merupakan asosiasi buruh terbesar di Korea Selatan, mewakili sekitar 1,2 juta pekerja.
Dikenal karena sikapnya yang agresif, organisasi ini sering kali berselisih dengan pemerintahan konservatif, melakukan aksi mogok nasional dan demonstrasi menuntut hak-hak buruh, dan berselisih soal kebijakan. Beberapa aksi mogok di masa lalu berujung pada kekerasan.
Namun perjalanan Kim menjadi menaker tak mudah. Dia harus menjalani sidang kelayakan dan kepatutan. Sejak Kementerian Ketenagakerjaan dan Perburuhan didirikan pada 2010, menteri ketenagakerjaan biasanya memilih dari antara pejabat pemerintah, administrator, profesor, dan legislator.
Editor: Anton Suhartono