Heboh Muncul Cahaya Biru di Langit saat Gempa Turki Terbaru, Begini Kata Kantor Erdogan
ISTANBUL, iNews.id - Turki menepis teori konspirasi terkait gempa bumi terbaru bermagnitudo 6,4 pada Senin (20/2/2023) malam. Beberapa saat sebelum dan saat gempa mengguncang muncul cahaya biru berlatar belakang langit gelap.
Foto yang diunggah di media sosial hingga viral menunjukkan cahaya biru di langit terlihat di wilayah perbatasan dengan Suriah. Netizen berspekukasi bahwa itu terkait dengan perangkat rekayasa cuaca milik Amerika Serikat (AS), High Frequency Active Auroral Research Program (HAARP).
Kantor kepresidenan Turki menyatakan cahaya itu merupakan fenomena alami, bukan disebabkan alat khusus yang bisa memicu gempa.
Dijelaskan cahaya itu mungkin saja terjadi sebagai dampak dari gempa. Guncangan sudah terjadi di bawah permukaan tanah sebelum dirasakan di daratan.
"Ketika lempeng (bumi) mulai bergerak, energi dilepaskan. Sebaliknya, guncangan menyebabkan perubahan jaringan listrik, itulah sebabnya cahaya terang muncul. Cahaya seperti itu bisa mencapai ketinggian 200 meter dalam beberapa kondisi sehingga terlihat seperti kilat," bunyi pernyataan kantor presiden, dikutip dari Sputnik.
Ini diperkuat dengan fakta bahwa Kilatan itu terjadi hanya selama guncangan gempa dan menghilang setelahnya.
Program HAARP didirikan pada 1993 di Alaska untuk mempelajari bagian teratas dari lapisan atmosfer, ionosfer. Fasilitas itu berisi antena stasiun radio 3,6 megawatt yang mampu mengionisasi area kecil di atmosfer.
Kilatan cahaya serupa juga terlihat pada 1927 saat gempa bumi dahsyat di Krimea, Ukraina. Beberapa teori mengaitkan cahaya itu dengan metana yang keluar dari dasar laut melalui retakan akibat gerakan gempa.
Teori lain mengungkap cahaya itu berasal dari hidrogen sulfida yang larut di lapisan bawah Laut Hitam, yang terlepas dari air akibat gempa bumi.
Editor: Anton Suhartono