Heboh Temuan Kapal Harta Karun Rusia, Polisi Buru Bos Perusahaan
SEOUL, iNews.id - Pengumuman sebuah perusahaan Korea Selatan (Korsel) bahwa mereka menemukan bangkai kapal Rusia berisi emas batangan dan koin senilai 130 miliar dolar Amerika Serikat ternyata palsu. Tak hanya itu, perusahaan bernama Shinil Group itu kini menghadapi gugatan hukum.
Pada bulan lalu, Shinil Group menyatakan telah menemukan bangkai kapal berisi harta karun milik kekaisaran Dmitri Donskoi di lepas pantai timur Korsel. Belakangan diketahui kabar itu tak bisa dipertanggungjawabkan. Perusahaan pun sempat mengurangi nilai harta yang ada di dalamnya.
Sejak itu, perusahaan menghadapi pertanyaan apakah pengumuman itu sengaja dibuat dengan tujuan utama meningkatkan harga saham dan menarik investor agar membeli mata uang virtual yang menjadi salah satu bisnis mereka. Akibat pengumuman ini, saham perusahaan Jeil Steel, yang sebagian besar sahamnya dimiliki Shinil Group, juga melambung.
Pada pekan lalu, CEO Shinil Group Korsel, Choi Yong Seok, sudah meminta maaf dan mengakui perusahaan telah berlebihan soal klaim nilai harta di dalam kapal. Angka itu disampaikannya hanya berdasarkan pada laporan berita dan dokumen yang tidak diverifikasi.
Shinil Group tak hanya berada di Korsel, tapi juga Singapura. Kedua perusahaan ini sebenarnya tak punya hubungan secara organisasi, meskipun pemiliknya bersaudara. Shinil Group di Singapura lebih dulu berbisnis uang virtual.
Regulator keuangan Korsel pun mengumumkan penyelidikan terkait kedua perusahaan ini, demikian halnya dengan kepolisian yang membuka penyelidikan kriminal pada pekan lalu. Terlebih, pendiri Shinil Group Singapura, Ryu, sudah dicari sejak 2014 sehubungan dengan kasus penipuan. Polisi memburu Ryu sejak 2014, setelah dia melarikan diri dari Korsel.
"Dia adalah tokoh kunci dalam penipuan kapal harta karun yang dicurigai," kata seorang pejabat kepolisian Seoul, dikutip dari kepada AFP, Kamis (2/8/2018),
Sumber itu menambahkan, pihak berwenang telah meminta Interpol mengeluarkan red notice untuk Ryu. Red notice merupakan permintaan untuk menangkap seseorang dengan maksud untuk mengekstradisinya.
"Kami meminta polisi di negara-negara terkait untuk membantu mencari dan memulangkannya secepat mungkin," kata pejabat itu, seraya menambahkan saat ini Ryu diyakini berada di Vietnam.
Tak ingin terseret dengan kasus Ryu, Choi bersikeras Shinil Group di Singapura tidak ada hubungannya dengan perusahaan di Korsel.
Ini bukan kasus pertama terkait klaim kapal harta karun. Pada 2003, perusahaan lain mendapat keuntungan dengan menggelembungnya harga saham setelah mengumumkan penemuan kapal Donskoi yang tenggelam dalam pertempuran laut pada 1905 melawan Jepang itu.
Para ahli menegaskan kekaisaran Rusia tidak akan membawa harta yang sangat banyak di kapal perang. Fakta juga mencatat mengenai penemuan rute darat yang lebih aman ke Vladivostok, tujuan akhir dari harta karun itu.
Editor: Anton Suhartono