Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Polri Siapkan 350 Personel Brimob Jadi Pasukan Perdamaian di Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Helikopter Angkut Pasukan Perdamaian PBB Jatuh di Afrika, 3 Orang Tewas

Sabtu, 28 September 2019 - 11:57:00 WIB
Helikopter Angkut Pasukan Perdamaian PBB Jatuh di Afrika, 3 Orang Tewas
Ilustrasi helikopter Pasukan Perdamaian PBB.
Advertisement . Scroll to see content

BANGUI, iNews.id - Sebuah helikopter tempur yang digunakan oleh pasukan penjaga perdamaian PBB jatuh di wilayah Republik Afrika Tengah. Akibatnya, tiga kru Senegal tewas dan empat lainnya luka.

"Dengan kesedihan yang luar biasa saya mengetahui tentang jatuhnya helikopter tempur Senegal saat mendarat di Bouar, yang menyebabkan tiga orang tewas dan satu orang cedera," kata kepala misi MINUSCA, Mankeur Ndiaye, di Twitter, seperti dilaporkan AFP, Sabtu (28/9/2019).

Kecelakaan helikopter buatan Rusia itu dikonfirmasi oleh tentara Senegal dalam sebuah pernyataan.

"Helikopter itu kembali dari misi operasional untuk MINUSCA ketika kecelakaan itu terjadi," demikian isi pernyataan itu.

Pada Kamis lalu, MINUSCA melakukan serangan terhadap kelompok bersenjata yang disebut 3R di Koui, barat laut negara itu.

Secara terpisah, kelompok pemberontak menyatakan pada Kamis malam bahwa pangkalannya dibombardir oleh pasukan PBB.

MINUSCA sehari sebelumnya memaksa 3R untuk menyerahkan mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan 46 warga sipil di wilayah Paoua di wilayah utara negara itu pada Mei.

Sejauh ini hanya tiga orang yang diserahkan ke pihak berwenang.

Sebagai salah satu negara termiskin dan paling tidak stabil di dunia, Republik Afrika Tengah menderita beberapa krisis hebat sejak 2003, saat mantan presiden Francois Bozize merebut kekuasaan melalui kudeta.

Negara ini dilanda pertumpahan darah setelah Bozize digulingkan pada 2013 oleh aliansi Seleka.

Sejak itu, perang memaksa hampir seperempat dari 4,5 juta orang di negara itu mengungsi dari rumah mereka dan kelompok-kelompok milisi mengendalikan sebagian besar negara.

Pada Februari, pemerintah dan 14 kelompok bersenjata menandatangani serangkaian perjanjian damai. Di bawah perjanjian itu, para pemimpin pemberontak diberi posisi di pemerintahan.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut