Hindari Krisis Ekonomi, Ribuan Warga Venezuela Kabur ke Peru
CARACAS, iNews.id - Ribuan warga Venezuela berbondong-bondong menuju Peru sebelum Sabtu (25/8/2018), saat pemberlakuan aturan baru yang mengharuskan mereka memiliki paspor untuk melintasi perbatasan.
Selama bertahun-tahun warga Venezuela yang hendak ke Peru hanya cukup menunjukkan kartu identitas alias KTP mereka.
Warga Venezuela yang kabur dari negara mereka mengaku berupaya menghindari krisis ekonomi. Pada Kamis (23/8/2018), PBB mendesak agar Peru mengizinkan warga tersebut memasuki wilayahyan.
"Pemerintah Peru dan Ekuador harus tetap mempebolehkan mereka yang memerlukan perlindungan internasional untuk mendapat akses keamanan dan mencari suaka," kata Komisioner Tinggi PBB untuk urusan Pengungsi, Filippo Grandi,
Berdasarkan perhitungan PBB, sebanyak 26.000 warga Venezuela tiba di Peru pada 2017. Namun, kepala imigrasi Peru, Eduardo Sevilla, mengatakan jumlah warga Venezuela yang masuk negaranya jauh lebih besar sejak 2017.
Menurut Sevilla, warga Venezuela yang berada di Peru saat ini mencapai 400.000 orang.
Perdana Menteri Peru, Cesar Villanueva, menegaskan pemberlakuan paspor di perbatasan bukan berarti Peru 'menutup pintu' bagi migran asal Venezuela.
Hanya saja, kata Villanueva, menunjukkan KTP Venezuela tidak memberikan cukup informasi dan dapat dengan mudah dipalsukan.
Untuk mempermudah akses bagi kaum lansia, perempuan hamil, dan anak-anak asal Venezuela, Menteri Luar Negeri Peru, Nestor Popolizio, menyatakan pihaknya akan mengeluarkan visa kemanusiaan.
Warga Venezuela yang memerlukan visa tersebut dapat mengajukan permohonan melalui perwakilan Peru di Venezuela, Kolombia, Ekuador, dan pintu perbatasan di Tumbes.
Warga Venezuela yang kabur dari negaranya beralasan mereka menderita akibat kekurangan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan mendasar.
"Saya datang ke sini karena kemiskinan parah yang kami alami di Venezuela, karena krisis ekonomi, dan mencari kehidupan yang lebih baik untuk membantu keluarga saya," kata Mauricio Aparicio, warga Venezuela yang hijrah ke Peru, sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.
"Ayah saya sakit kanker. Seperti yang Anda tahu, kami tidak bisa mendapatkan obat-obatan. Dan kalaupun kami mendapatkannya, harganya sangat mahal," tambah Aparicio.
Untuk menuju Peru, sebagian warga Venezuela berjalan kaki karena tidak mampu membeli tiket bus. Pemerintah Ekuador kemudian membantu dengan mengerahkan sejumlah bus.
Salah satu warga Venezuela yang menumpang bus tersebut adalah Maly Aviles.
"Kami menuju Peru. Tidak ada kata kembali. Pulang ke Venezuela sama saja bunuh diri," tuturnya.
Setelah muncul kabar Pemerintah Peru akan memberlakukan aturan wajib paspor, antrean untuk mendapatkan paspor Venezuela dilaporkan mengular.
Beberapa orang yang sedang mengantre berupaya mendapatkan paspor selama dua tahun. Yang lain mengaku diminta membayar uang suap yang setara dengan Rp14,6 juta agar bisa menyelak antrean dan langsung mendapat paspor.
Ketika beberapa orang mengaku memerlukan paspor karena alasan mendesak, semisal mengunjungi keluarga yang sakit di luar negeri, permintaan uang suap bisa melonjak menjadi Rp73 juta.
Editor: Nathania Riris Michico