Honduras Resmi Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Taiwan, Beralih ke China

TEGUCIGALPA, iNews.id - Honduras mengakhiri hubungan diplomatik dengan Taiwan yang telah terjalin puluhan tahun. Mereka menjalin hubungan dengan China.

Dalam pernyataan singkat pada Sabtu (25/3/2023) malam tentang pengumuman pemutusan hubungan tersebut, Kementerian Luar Negeri Honduras mengatakan pihaknya mengakui China sebagai satu-satunya pemerintah sah yang mewakili seluruh China. Selain itu Taiwan juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah China.

Baca Juga

Viral! Helikopter Rusia Jatuh Tewaskan 5 Orang: Ekor Patah, Masih Nekat Terbang lalu Hantam Rumah

Berakhirnya hubungan dengan Taiwan telah lama diprediksi setelah Menteri Luar Negeri Honduras melakukan perjalanan ke China pekan lalu. Kunjungan tersebut untuk membuka hubungan dengan China. 

Presiden Honduras, Xiomara Castro juga menyatakan pemerintahnya akan memulai hubungan dengan Beijing.

China belum mengomentari pengumuman Honduras tentang pemutusan hubungan dengan Taiwan. Tetapi pekan lalu, China menyatakan siap untuk menjalin hubungan dengan Honduras.

Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu menuduh negara Amerika Tengah itu menuntut jumlah uang yang sangat tinggi sebelum menjalin hubungan dengan Beijing. Menteri luar negeri Honduras menulis surat ke Taiwan pada 13 Maret, sehari sebelum pengumuman Presiden Castro. Surat itu berisi tuntutan total bantuan sebesar 2,45 miliar dolar AS, termasuk pembangunan rumah sakit dan bendungan serta penghapusan utang.

"Rasanya yang mereka inginkan adalah uang, bukan rumah sakit," kata Wu.

Sebaliknya, Menteri Luar Negeri Honduras Eduardo Enrique Reina mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa angka hampir 2,5 miliar dolar AS itu bukan sumbangan melainkan mekanisme pembiayaan kembali yang dirundingkan.

Hubungan antara Honduras dan Taiwan dimulai pada tahun 1941. Taiwan kini hanya memiliki hubungan diplomatik formal dengan 13 negara, sebagian besar negara miskin dan berkembang di Amerika Tengah, Karibia dan Pasifik.

China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri tanpa hak untuk berhubungan negara-ke-negara (G to G). China menuntut negara-negara yang memiliki ikatan untuk mengakui posisinya.

Editor: Umaya Khusniah