Horor, Perempuan Ini Ingin Bikin Tas dari Kulit Kakinya
LONDON, iNews.id - Tas dari kulit kambing, buaya, ular, atau hewan lainnya sudah sangat biasa. Tapi bagaimana jika kulit yang digunakan berasal dari manusia?
Seorang perempuan di Inggris ingin mewujudkannya, membuat tas dari bahan kulitnya sendiri. Sepertinya terdengar seram, tapi tak masalah bagi perempuan bernama Joan asal Manchester ini.
Sekilas, cerita Joan ini mengingatkan dengan kisah fiksi horor di situs Creepypasta mengenai pembunuhan yang mayatnya dikuliti lalu dijadikan sabuk, cover buku, atau catatan.
Tapi bukan Joan dikuliti hidup-hidup, namun kulit itu berasal dari kakinya yang akan diamputasi.
Amputasi merupakan satu-satunya cara untuk menangani penyakit arteri perifer (PAD), penyempitan atau penyumbatan arteri bawah yang membatasi aliran darah ke kaki dan telapaknya.
Joan tak ingin kakinya terbuang sia-sia menjadi sampah medis pascaoperasi amputasi seperti pada pasien amputasi lainnya
"Saya pernah baca mengenai skandal sampah tubuh manusia, di mana bagian tubuh itu dibuang begitu saja. Saya tak ingin seperti itu," ujarnya, dikutip dari Philippine Daily Inquirer, Selasa (5/3/2019).
Untuk mewujudkannya, Joan bekerja sama dengan Sewport, produsen pakaian yang membantu orang mewujudkan ide mereka menjadi kenyataan. Dia bahkan sudah membuat desain kasar untuk tas tangan dan membayar sekitar 3.000 poundsterling atau sekitar Rp55 juta.
"Saya tahu ini agak aneh dan menjijikkan, beberapa orang mungkin berpikir saya gila. Tapi ini kaki saya sendiri dan saya tidak tahan dibiarkan membusuk di suatu tempat," ujarnya.
"Itu bagian dari tubuh saya dan dan saya ingin menyimpannya," katanya lagi.
Sementara itu Sewport menyatakan siap membantu mewujudkan keinginan Joan.
"Kami belum pernah menemukan desainer yang ingin membuat tas tangan dari kulitnya sendiri. Setelah berdiskusi dengannya, dia ingin mewujudkan seperti permintaan seorang perempuan yang ingin membuat gaun dari rambut ibunya dan dia terinspirasi untuk melakukan hal serupa," kata Sewport.
Editor: Anton Suhartono