Hubungan dengan Rusia Memanas, Turki Buka Peluang Beli Rudal Patriot AS
ANKARA, iNews.id - Hubungan Turki dan Rusia memanas dipicu konflik di Suriah. Presiden Recep Tayyip Erdogan beberapa waktu lalu mengatakan serangan pasukan Turki ke Idlib, Suriah, tinggal menunggu waktu.
Rusia merupakan sekutu dekat Suriah yang kini berada di bawah kepemimpinan Presiden Bashar Al Assad, seorang penganut Syiah.
Pasukan Suriah yang didukung Rusia dan Iran berupaya menghancurkan pemberontak Sunni di Idlib, provinsi yang menjadi basis pertahanan terakhir mereka setelah peperangan selama 9 tahun.
Turki mendukung pemberontak, salah satunya karena kekalahan mereka berarti akan memicu eksodus besar-besaran. Saat ini Turki menampung sekitar 3,6 juta pengungsi korban perang di Suriah.
Rusia bahkan memperingatkan Turki untuk tidak memerangi pasukan Suriah di Idlib atau akan menerima konsekuensinya. Pembicaraan kedua pihak sejauh ini tak membuahkan hasil.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan pihaknya tidak ingin berhadapan dengan Rusia terkait konflik di Suriah. Namun negaranya menyiapkan kemungkinan terburuk, yakni membuka kemungkinan membeli rudal pertahanan Patriot dari Amerika Serikat (AS) untuk melindungi pasukannya.
Seperti diketahui Rusia sudah mengirim rudal S-400 ke Turki saat negara itu membatalkan kesepakatan pembelian rudal Patriot.
Awal bulan ini, 14 tentara Turki tewas dalam dua insiden penembakan rezim Suriah di Idlib. Dua tentara Turki juga terbunuh pada Kamis (20/2/2020).
Selain memerangi tentara Turki, rezim Suriah juga membunuh ratusan warga dan memaksa 900.000 lainnya meninggalkan rumah mereka sejak Desember 2019.
"Kami tidak punya niat untuk berhadapan dengan Rusia," kata Akar, kepada CNN Turk, seperti dilaporkan kembali AFP, Jumat (21/2/2020), seraya menambahkan pembicaraa dengan Rusia masih berangsung.
Salah satu masalah yang dibahas adalah wilayah udara di Idlib. Turki berharap Rusia tidak terlibat soal penggunaan wilayah udara yang dekat dengan perbatasan negaranya itu.
"Ada ancaman serangan udara, rudal ke negara kami," kata Akar, seraya menambahkan kemungkinan negaranya membeli rudal Patriot, seraya mengenyampingkan dukungan langsung tentara AS dalam perang ini.
Pasukan Suriah diketahui juga menggunakan rudal buatan Rusia.
Keinginan Turki tampaknya akan menghadapi kendala karena negara itu sudah menerima pengiriman rudal S-400.
Namun Akar menegaskan Turki akan berusaha membeli rudal Patriot, yang punya kemampuan setara dengan S-400, meskipun ada kekhawatiran dari AS.
Editor: Anton Suhartono