Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Apa Saja Peran Dewan Perdamaian Gaza, Lembaga yang Dipimpin Donald Trump?
Advertisement . Scroll to see content

Ibu-Ibu Israel Stres Anak Jadi Sasaran Hamas di Gaza, Desak Yahudi Ultra-Ortodoks Ikut Perang

Senin, 21 Juli 2025 - 07:58:00 WIB
Ibu-Ibu Israel Stres Anak Jadi Sasaran Hamas di Gaza, Desak Yahudi Ultra-Ortodoks Ikut Perang
Ribuan ibu dari para tentara Israel bersatu mendesak kelompok Yahudi ultra-ortodoks ikut berperang (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

TEL AVIV, iNews.id - Ketegangan bukan hanya terjadi di medan perang Gaza, tapi juga di dalam negeri Israel. Ribuan ibu dari para tentara Israel kini bersatu dalam satu tuntutan yang mengguncang struktur sosial dan keagamaan negara: semua warga, termasuk kalangan Yahudi ultra-Ortodoks, harus menjalani wajib militer.

Gerakan bernama Mothers on the Front yang diprakarsai oleh Ayelet-Hashakhar Saidof, telah menyatukan lebih dari 70.000 ibu dari tentara aktif, wajib militer, dan cadangan. Mereka menuntut dua hal utama: diakhirinya perang di Jalur Gaza dan perlakuan adil dalam kewajiban bela negara.

“Anak-anak kami mati di Gaza, sementara sebagian masyarakat tak pernah menyentuh seragam militer seumur hidup mereka,” kata Saidof, dikutip dari AFP. 

“Ini bukan keadilan. Semua warga negara, termasuk Yahudi ultra-Ortodoks, seharusnya ikut serta,” katanya, menegaskan.

Kritik keras ini mengarah pada kebijakan yang telah lama menjadi kontroversi di Israel: pengecualian wajib militer bagi kaum pria dari komunitas Haredi (ultra-Ortodoks), yang diperbolehkan menghindari dinas militer dengan alasan agama. Di tengah perang yang berkepanjangan, ketidaksetaraan ini semakin memicu kemarahan publik.

Israel tengah mengalami krisis personel militer setelah lebih dari 21 bulan konflik di Gaza. Menurut data Pasukan Pertahanan Israel (IDF), lebih dari 450 tentara tewas sejak serangan darat dimulai pada 27 Oktober 2023. Di bulan terakhir saja, 23 nyawa kembali melayang.

“Negara ini tidak bisa bertahan jika beban hanya dipikul oleh satu bagian rakyat. Kami, para ibu, menuntut agar semua warga, tanpa kecuali, ikut melindungi negara ini. Jika tidak, maka ini bukan lagi demokrasi,” ujar Saidof. 

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut