JOHANNESBURG, iNews.id – Jerapah dikenal sebagai hewan betubuh tinggi besar dengan leher panjangnya yang tak dimiliki hewan lain. Namun kali ini ada yang berbeda. Para ilmuwan terkejut saat menemukan dua jerapah kerdil di Namibia dan Uganda.
“Sungguh menarik apa yang ditemukan oleh para peneliti kami di lapangan,” ujar Julian Fennessy, salah satu pendiri Yayasan Konservasi Jerapah di Afrika, dikutip Reuters, akhir pekan ini.
Media Asing Soroti Keputusan Indonesia Nobatkan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional
Kebanyakan jerapah tumbuh hingga 15-20 kaki (4,5 - 6 meter). Namun, pada 2018 para ilmuwan dari yayasan tersebut menemukan jerapah berukuran 8 1/2-kaki (2,6 meter) di Namibia. Tiga tahun sebelumnya, mereka juga menemukan jerapah setinggi 2,8 meter di Taman Margasatwa Uganda.
Mereka memublikasikan temuan tersebut di British Medical Journal pada akhir Desember 2020. Dalam kedua kasus tersebut, jerapah yang ditemukan memiliki leher serta kaki yang pendek. Kondisi tubuh itu dalam istilah medis disebut skeletal dysplasia, yang bisa dialami manusia dan hewan peliharaan.
Afrika Selatan Akan 'Redupkan' Sinar Matahari untuk Atasi Kekeringan
Namun, hasil penelitian itu mengatakan kondisi tersebut jarang ditemukan pada hewan liar. Rekaman video yang diambil oleh yayasan menunjukkan, jerapah kerdil asal Uganda berdiri di atas kaki yang tebal dan berotot di sabana kering di taman nasional Air Terjun Murchison di Uganda utara.
Fennessy mengatakan, kemungkinan besar secara fisik tidak mungkin bagi mereka untuk berkembang biak seperti jerapah lain yang berukuran normal.
Bayi Jerapah Corona Lahir di Taman Safari Prigen Pasuruan
Jerapah adalah mamalia tertinggi di dunia. Sayangnya, jumlah populasi satwa itu telah menurun sekitar 40 persen selama 30 tahun terakhir, menjadi sekitar 111.000, sehingga empat spesies diklasifikasikan oleh para konservasionis sebagai jerapah yang 'rentan' punah.
“Ini karena sebagian besar hilangnya habitat, fragmentasi habitat, pertumbuhan populasi manusia, lebih banyak lahan yang diolah. Diperparah dengan perburuan, perubahan iklim,” kata Fennessy.
Editor: Ahmad Islamy Jamil
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku