Indonesia Bergabung dengan Inggris dan AS Persiapkan Vaksinasi Covid-19 Massal
JAKARTA, iNews.id - Indonesia bergabung dengan negara lain untuk mempersiapkan vaksinasi massal Covid-19. Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 produksi perusahaan farmasi China, Sinovac, tiba di Indonesia pada Minggu (6/12/2020) malam.
Presiden Joko Widodo mengatakan, sebelum digunakan, vaksin CoronaVac harus diuji terlebih dulu oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Kita amat bersyukur, Alhamdulillah, vaksin sudah tersedia. Artinya kita bisa segera mencegah meluasnya wabah Covid-19. Tapi untuk memulai vaksinasi masih perlu tahapan-tahapan dari BPOM," kata Jokowi.
Sebelumnya Inggris menjadi negara pertama di dunia yang mengeluarkan izin penggunaan vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi Amerika Serikat Pfizer yang bekerja sama dengan institut Jerman BioNTech secara masif. Negara itu akan memulai vaksinasi massal pekan ini di bawah program darurat.
Inggris akan memprioritaskan kalangan berusia lanjut serta petugas terkait. Untuk itu para penghuni panti jompo serta para pengasuh akan diprioritaskan.
Selain itu, Ratu Elizabeth II (94) serta sang suami, Pangeran Philip (99), termasuk berada di antrean awal untuk menerima vaksin Pfizer.
Selain Inggris, negara lain seperti Rusia juga segera memulai vaksinasi massal. Rusia melaksanakan vaksinasi virus corona salah satunya di Kota Moskow menggunakan Sputnik V.
Vaksin tersebut merupakan yang pertama di dunia yang diregistrasi yakni pada Agustus lalu meskipun diwarnai keraguan soal keamanan dan efektivitasnya. Pasalnya pengembangan vaksin ini tak memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin pada Jumat lalu mengumumkan dimulainya program vaksinasi massal. Kelompok rentan seperti pekerja medis, guru, dan staf layanan sosial akan diprioritaskan menerima vaksin. Selain itu lebih dari 5.000 orang telah mendaftar untuk diinjeksi Sputnik V.
Amerika Serikat diperkirakan akan memulai vaksinasi massal pada pertengahan Desember 2020. Panel dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) akan bertemu pada 10 Desember untuk menilai vaksin yang akan digunakan, kemungkinan menggunakan produk Pfizer atau Moderna.
Setidaknya 24 jam setelah FDA mengeluarkan lampu hijau, vaksinasi bisa dilaksanakan serentak di negara bagian.
AS menrupakan negara terparah di dunia yang dilanda pandemi Covid-19. Hingga Minggu, negara itu mengonfirmasi 15,13 juta kasus infeksi dengan kasus kematian mencapai 288.800 orang.
Bahrain pada Jumat lalu juga mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk vaksin Pfizer, menjadi negara kedua setelah Inggris yang menyetujuinya.
Negara Teluk itu pada November lalu juga menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 China Sinopharm untuk digunakan para pekerja medis garis depan.
"Persetujuan vaksin Pfizer/BioNTech akan menambah lapisan penting lebih lanjut sebagai respons nasional Kerajaan terhadap Covid-19," kata Mariam Al Jalahma, CEO Otoritas Manajemen Kesehatan Nasional Bahrain.
Editor: Anton Suhartono