Indonesia-Malaysia Itu Love-Hate Relationship, tapi Tidak Mengganggu Friendship
Ini apa yang dikatakan love-hate relationship. Kita menyadari, tapi hal-hal seperti itu tidak mengganggu friendship kedua negara. Di Indonesia terdapat 240 juta warga negara, dan bila ada demonstrasi biasanya itu dibuat oleh golongan yang kecil saja. Kami tidak pernah mempersoalkan hal itu.
Kasus terbaru TKI Adelina yang dianiaya majikannya hingga tewas. Awalnya, sang majikan akan dijatuhi hukuman mati, namun kemudian dibebaskan. Keputusan ini menimbulkan friksi di Indonesia dan ramai di media sosial. Bagaimana Tun menyikapi?
Hal ini tidak terjadi di Malaysia, tapi juga bisa di mana saja. Warga Indonesia datang untuk bekerja, yang kejadian-kejadian tertentu di mana kemudian warga Indonesia membunuh dan dibunuh. Tetapi Malaysia ini, kita tentukan jika ada perbuatan yang melanggar undang-undang Malaysia yang dikenakan hukum ekstrem, maka kita akan adakan pembicaraan secara teratur (dilakukan negosiasi bila ada TKI yang terancam hukuman mati). Saat ini tidak banyak kasus yang dilakukan orang Indonesia.
Ada majikan-majikan di Malaysia yang kurang baik. Mereka tidak pernah mempunyai asisten rumah tangga, jadi mereka tidak tahu bagaimana menangani masalah yang timbul yang berhubungan dengan warga negara asing, yang melakukan sesuatu yang tidak disenangi oleh mereka. Dengan itu, kita lihat ada case-case di mana ada majikan-majikan yang tidak memperlakukan pekerja-pekerja mereka dengan baik. Ini akan terjadi meski ada undang-undang.

Tun, saat ini Indonesia dan Malaysia sangat dekat. Satu rumpun, dan memiliki kemiripan kebudayaan. Namun dalam beberapa kesempatan terjadi klaim kebudayaan, seperti batik dan lain sebagainya.