Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Di Forum G7, Amerika Tegaskan Akan Uji Coba Senjata Nuklir
Advertisement . Scroll to see content

Inggris Tuduh Rusia Lakukan Operasi Serangan Siber Global

Kamis, 04 Oktober 2018 - 10:08:00 WIB
Inggris Tuduh Rusia Lakukan Operasi Serangan Siber Global
Ilustrasi serangan siber. (Foto: Four Corners Cyber War)
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.id - Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt menuduh intelijen militer Rusia, GRU, melakukan operasi serangan siber secara sembarangan dan sembrono. Serangan itu menyasar lembaga-lembaga politik, bisnis, media, hingga badan olahraga di seluruh dunia.

Menurut Kantor Luar Negeri Inggris, Pusat Keamanan Cyber ​​Nasional Inggris (NCSC) mengidentifikasi operasi dari sayap GRU Rusia berada di balik berbagai serangan komputer high-profile.

Rusia sebelumnya banyak dikaitkan dengan sejumlah serangan siber, termasuk serangan ransomware "BadRabbit" 2017 yang menargetkan bandara internasional Ukraina dan outlet media Rusia, serta upaya meretas Badan Anti-Doping Dunia di Swiss tahun lalu.

"Pola perilaku ini menunjukkan keinginan mereka untuk beroperasi tanpa memperhatikan hukum internasional atau norma-norma yang ditetapkan dan untuk melakukannya dengan perasaan impunitas dan tanpa konsekuensi," kata Hunt, seperti dilaporkan AFP, Kamis (4/10/2018).

"Pesan kami jelas, bersama dengan sekutu, kami akan mengekspos dan menanggapi upaya GRU untuk merusak stabilitas internasional," tandasnya.

Menurut sumber di Pemerintahan Inggris, NCSC sangat yakin GRU bertanggung jawab atas serangan siber pada 2017 lalu.

GRU juga bertanggung jawab atas sejumlah serangan lain dengan target terkenal dari Partai Demokrat jelang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pada 2016 lalu.

Pejabat tersebut juga menyatakan, para pejabat Pemerintah Inggris menuding Rusia bertanggung jawab atas kampanye dunia maya.

Kantor Luar Negeri Inggris mendeskripsikan hal itu sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional yang merugikan ekonomi nasional jutaan poundsterling.

"Serangan siber ini tidak menyediakan kepentingan keamanan nasional yang sah, malah berdampak pada kemampuan orang di seluruh dunia untuk menjalani kehidupan sehari-hari mereka bebas dari gangguan, dan bahkan kemampuan mereka untuk menikmati olahraga," tambah Hunt.

"Tindakan GRU itu sembrono dan tidak pandang bulu, mereka mencoba melemahkan dan mencampuri pemilu di negara lain; mereka bahkan siap merusak perusahaan Rusia dan warga Rusia," sambungnya.

Para peretas yang diidentifikasi sebagai mata-mata GRU oleh NCSC termasuk sebuah entitas yang beragam yang disebut "APT28", "Pawn Storm", "Sandworm", "Fancy Bear", dan "Sofacy Group".

Kementerian Kehakiman AS sebelumnya pernah menyalahkan kelompok itu karena melakukan banyak operasi peretasan di seluruh dunia.

Mereka menargetkan segala sesuatu dari partai politik AS dan situs-situs think tank konservatif AS untuk industri infrastruktur utama seperti jaringan listrik.

Wakil direktur jenderal di Royal United Services Institute (RUSI), Malcolm Chalmers, mengatakan kegiatan GRU jauh melampaui spionase masa damai tradisional.

"Dengan meluncurkan operasi mengganggu yang mengancam kehidupan di masyarakat, mereka mengaburkan batas antara perang dan perdamaian," tambahnya.

Editor: Nathania Riris Michico

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut