Inggris Yakin Iran yang Menyerang 2 Fasilitas Minyak Saudi
NEW YORK, iNews.id - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yakin Iran bertanggung jawab atas serangan terhadap dua fasilitas minyak Aramco Arab Saudi pada Sabtu (14/9/2019).
Inggris, kata dia, akan bekerja sama dengan Amerika Serikat dan negara sekutu lainnnya untuk merespons serangan yang berimbas pada penurunan pasokan minyak dunia sebesar 5 persen itu.
Hasil penyelidikan Saudi mengungkap senjata-senjata yang digunakan untuk menyerang fasilitas minyak, yakni drone dan rudal, merupakan buatan Iran. Hal ini sekaligus menepis klaim pemberontak Houthi dari Yaman bahwa wilayah mereka digunakan sebagai tempat peluncuran serangan.
(Fasilitas minyak Aramco di Khurais yang diserang/AFP)
"Inggris mengaitkan tanggung jawab ini kepada Iran dengan tingkat kemungkinan sangat tinggi terkait serangan terhadap Aramco. Kami kira sangat mungkin Iran yang bertanggung jawab," kata Johnson, di pesawat dalam perjalanan menuju New York untuk mengikuti Sidang Majelis Umum PBB, sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (23/9/2019).
"Kami akan bekerja sama dengan teman kami Amerika dan sekutu di Eropa untuk membuat respons dan untuk mengurangi ketegangan di wilayah Teluk," ujarnya, menambahkan.
Soal sikap yang akan diberikan Inggris terhadap Iran, termasuk menggunakan kekuatan militer, Johsnon akan mempelajari usulan AS.
Namun dia setuju bahwa negara sekutu harus berbuat lebih banyak untuk membantu pertahanan Arab Saudi dari serangan pihak lain.
"Jelas, jika kami diminta, baik oleh Saudi atau Amerika untuk mengambil peran, maka kami akan mempertimbangkan cara apa pun yang bermanfaat," katanya.
Johnson mengatakan, dia akan membahas peran Iran di kawasan dengan Presiden Hassan Rouhani di sela pertemuan PBB. Dia juga akan mendesak Rouhani untuk membebaskan beberapa warga Iran berkebangsaan ganda yang ditahan secara ilegal dan tidak adil.
Senada dengan Johsnon, seorang pejabat Pemerintah Inggris mengatakan, klaim tanggung jawab dari pemberontak Houthi tidak masuk akal. Hal ini terkait dengan kemampuan, kecanggihan, dan jangkauan drone dan rudal yang digunakan, yakni di luar kemampuan mereka.
"Itu (klaim Houthi) tidak masuk akal. (Serangan). Itu tidak terjadi selain diizinkan oleh Pemerintah Iran," kata pejabat itu.
Editor: Anton Suhartono