SYDNEY, iNews.id - Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengungkap penyebab tanah longsor yang menimbun sekitar 2.000 warganya di Provinsi Enga. Longsor terjadi pada Jumat (24/5/2024) dini hari menimbun ratusan rumah di satu desa.
Dia menyebut curah hujan yang luar biasa serta perubahan pola cuaca sebagai penyebab longsor serta bencana lain di negaranya.
Anggota NATO Ini Minta Eropa Tidak Dipersenjatai Habis-habisan
Material longsor, yakni tanah bercampur bebatuan besar dari bukit yang runtuh menimpa permukiman di Maip-Mulatika. Selain mengubur sekitar 2.000 orang, sebanyak 70.000 warga di sekitar lokasi ikut terdampak.
Tanah di lokasi longsor masih terus bergerak seiring dengan hujan yang masih turun serta pengaruh pergerakan bebatuan besar sehingga bisa membahayakan upaya penyelamatan maupun warga sekitar.
Longsor Papua Nugini Timbun 2.000 Orang, Pemerintah Evakuasi 8.000 Warga di Jalur Bahaya
“Warga kami di desa itu tertidur untuk terakhir kalinya, tanpa mengetahui bahwa mereka akan mengembuskan napas terakhir saat mereka tidur dengan tenang. Alam menyebabkan tanah longsor, menenggelamkan atau mengubur desa tersebut,” kata Marape, dalam pidatonya di hadapan parlemen, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (29/5/2024).
Dia menambahkan, sebelum longsor terjadi, nilai kerugian akibat bencana di Papua Nugini sudah menembus angka 500 juta kina atau sekitar Rp2 triliun.
Penampakan Dahsyatnya Longsor Papua Nugini Timbun 2.000 Orang, Batu-Batu Besar Berserakan
“Tahun ini, kita mengalami curah hujan luar biasa yang menyebabkan banjir di wilayah sungai, kenaikan permukaan laut di wilayah pesisir, dan tanah longsor di beberapa wilayah. Kita menghadapi pola cuaca yang luar biasa dan perubahan dari kekeringan ke basah,” ujarnya.
Sementara itu Wakil Perdana Menteri Papua Nugini John Rosso mengatakan, dampak perubahan iklim tidak hanya berdampak di Enga.
"Selama 2 bulan terakhir kita menyaksikan bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya di penjuru negeri," tuturnya.
Editor: Anton Suhartono
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku