Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kebakaran Dahsyat di Jepang Ludeskan 170 Rumah, Api Menyebar ke Hutan
Advertisement . Scroll to see content

Ini Pernyataan PM Jepang Sanae Takaichi yang Bikin China Murka

Sabtu, 15 November 2025 - 09:11:00 WIB
Ini Pernyataan PM Jepang Sanae Takaichi yang Bikin China Murka
Hubungan Jepang-China kembali memanas setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengeluarkan pernyataan yang dianggap provokasi serius (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

BEIJING, iNews.id - Hubungan Jepang-China kembali memanas setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengeluarkan pernyataan yang dianggap Beijing sebagai provokasi serius terkait isu Taiwan

Komentar Takaichi tersebut bahkan membuat China mengeluarkan imbauan perjalanan yang tidak biasa, mendesak warganya untuk tidak berkunjung ke Jepang dan menyebut Jepang sebagai negara yang “tidak aman” bagi pada 2025.

Pernyataan Takaichi yang memicu kemarahan Beijing disampaikan dalam sidang komite parlemen Jepang pekan lalu. Dalam kesempatan itu, Takaichi menyebut bahwa serangan militer China terhadap Taiwan dapat mengancam kelangsungan hidup Jepang, dan kondisi tersebut bisa membuat Tokyo terlibat dalam pembelaan terhadap Taiwan menggunakan hak bela diri kolektif.

"Apa yang disebut sebagai kontingensi Taiwan telah menjadi begitu serius sehingga kita harus mengantisipasi skenario terburuk," kata Takaichi.

Komentar tersebut langsung dianggap China sebagai upaya memancing konflik dan membuka peluang Jepang ikut campur dalam urusan dalam negerinya. 

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China menyatakan, ucapan Takaichi “sangat provokatif” dan dapat meningkatkan ketegangan keamanan di kawasan.

China Meradang, Terbitkan Peringatan Perjalanan Ekstrem

Sebagai respons, Kemlu China mengeluarkan pembaruan peringatan perjalanan yang keras. Beijing tidak hanya meminta warganya menunda perjalanan ke Jepang, tapi juga menyebut Jepang sebagai negara yang tidak aman bagi warga China.

Dalam pengumuman itu, Kemlu China menilai pernyataan Takaichi membuat situasi politik dan keamanan di Jepang tidak stabil, sehingga warganya diminta waspada terhadap potensi diskriminasi atau tindakan kriminal yang bisa menimpa mereka.

China juga mengimbau warganya yang sudah berada di Jepang untuk meningkatkan kewaspadaan, memahami aturan hukum setempat, serta berhati-hati agar tidak menjadi korban pelanggaran atau kejahatan.

Beijing menegaskan bahwa Jepang harus “bertanggung jawab penuh” atas dampak politik dan keamanan dari pernyataan pemimpinnya.

Tuntutan Beijing Takaichi Mencabut Pernyataannya

China secara terang-terangan meminta Takaichi menarik kembali pernyataannya mengenai kemungkinan Jepang membela Taiwan. Menurut Beijing, ucapan itu melanggar prinsip satu China dan meningkatkan risiko gesekan militer di kawasan Asia Timur. Namun, komentar tersebut justru memantik respons balik dari Tokyo.

Setelah Beijing memprotes keras, Jepang melayangkan protes diplomatik terhadap unggahan di media sosial milik seorang diplomat China di Osaka yang dianggap melewati batas. Tokyo menuduh diplomat tersebut memicu sentimen negatif terhadap pemerintah Jepang dan menuntut penjelasan.

Konsekuensi Ekonomi: Turis China Bisa Anjlok

Pernyataan Takaichi dan reaksi keras Beijing berpotensi menjadi pukulan bagi sektor pariwisata Jepang yang sangat bergantung pada wisatawan China. Data menunjukkan bahwa dari 31,65 juta turis asing yang datang ke Jepang pada periode Januari-September 2025, 7,49 juta di antaranya adalah warga China—menjadikan mereka penyumbang terbesar jumlah wisatawan asing.

Jika imbauan perjalanan China dipatuhi secara luas, Jepang berpotensi mengalami kerugian besar pada sektor pariwisata, perhotelan, hingga ritel.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut