WASHINGTON, iNews.id - Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan membenarkan keterlibatan intelijennya dalam pembebasan empat sandera Israel di kamp pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza Tengah. Operasi militer yang berlangsung brutal pada Sabtu lalu tersebut menewaskan lebih dari 270 warga Palestina.
Namun Sullivan menepis keterlibatan pasukan AS secara langsung dalam operasi tersebut.
Mengapa Paspor Malaysia Jauh Lebih Kuat Dibanding Indonesia?
“AS telah memberikan bantuan kepada Israel selama beberapa bulan dalam upayanya mengidentifikasi lokasi para sandera di Gaza serta mendukung upaya mengamankan atau pemulangan mereka,” kata Sullivan, dalam wawancara di program CNN yang tayang pada Minggu waktu setempat.
Dia menolak menjelaskan secara rinci bagaimana AS memberikan bantuan intelijen kepada Israel dengan alasan keamanan.
Mantan Jenderal Israel Benny Gantz Mundur dari Kabinet Perang Netanyahu
“Saya hanya bisa mengatakan, kami secara umum telah memberikan bantuan kepada IDF (Pasukan Pertahanan Israel) sehingga bisa memulangkan semua sandera, termasuk sandera AS yang masih ditahan,” kata Sullivan.
Meski demikian dia menilai solusi diplomatik seharusnya lebih dikedepankan ketimbang menggunakan kekuatan militer untuk membebaskan semua sandera.
Warga Palestina yang Dibantai Israel di Kamp Nuseirat Sabtu Kemarin Bertambah Jadi 274 Orang
Operasi yang digelar di dua lokasi tersebut harus mengorbankan lebih dari 270 nyawa warga Palestina serta melukai 700 lainnya. Militer Zionis tanpa pandang bulu membombardir kamp pengungsi yang padat penduduk itu, dari udara maupun darat.
Saksi menggambarkan situasi mengenaskan, banyak mayat bergelimpangan di jalanan dekat pasar dalam kondisi tubuh tak utuh.
Serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 hingga 9 Juni 2024 telah membunuh lebih dari 37.000 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu hampir 84.500 lainnya terluka.
Editor: Anton Suhartono
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku