Intelijen AS Ungkap Iran Berencana Bunuh Donald Trump Sebelum Penembakan
WASHINGTON, iNews.id - Pemerintah Amerika Serikat (AS) dilaporkan mendapat informasi dari intelijen beberapa pekan terakhir terkait rencana Iran membunuh Donald Trump. Presiden ke-45 AS itu mengalami luka ringan setelah peluru senapan AR-15 menembus kulit telinga bagian kanannya dalam percobaan pembunuhan saat kampanye pada 13 Juli lalu.
Seorang sumber pejabat AS mengatakan kepada CNN, Dinas Rahasia telah menjelaskan soal meningkatnya ancaman terhadap Trump kepada tim kampanyenya. Setelah mengetahui peningkatan ancaman tersebut, Dewan Keamanan Nasional menghubungi Dinas Rahasia untuk menambahkan sumber daya serta peralatan untuk melindungi Trump.
Selain itu Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS Adrienne Watson juga mengungkapkan ancaman serupa terhadap Trump.
“Seperti telah disampaikan beberapa kali, kami mendeteksi ancaman Iran terhadap mantan pejabat pemerintahan Trump selama bertahun-tahun, sejak pemerintahan terakhir,” kata Watson.
Ancaman itu, lanjut dia, muncul dari keinginan Iran untuk membalas dendam atas pembunuhan seorang jenderal Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Qassem Soleimani.
"Kami menganggap ini sebagai masalah keamanan nasional dan dalam negeri sebagai prioritas tertinggi,” ujarnya.
Gedung Putih enggan memberikan komentar soal laporan CNN itu, namun menegaskan sejauh ini tidak ada indikasi pelaku penembakan Trump, Thomas Matthew Crooks, menjadi kaki tangan asing maupun di dalam negeri.
Berdasarkan pemeriksaan awal, Crooks diketahui beraksi seorang diri. Para agen FBI masih berusaha mengungkap motif dari penembakan tersebut. Penyelidik telah menggeledah rumah orang tua Crooks di Bethel Park, Pennsylvania, serta memeriksa akun media sosial dan telepon seluler (ponsel). Namun tak ada jejak yang mengarah pada motif penembakan tersebut.
Dinas Rahasia menjadi sorotan publik terkait percobaan pembunuhan Trump. Namun pasukan pengawal presiden AS itu enggan disalahkan karena pengamanan di luar area kampanye bukan menjadi tanggung jawabnya.
Sementara Presiden Joe Biden memerintahkan penyelidikan independen untuk mengetahui bagaimana Crooks nyaris membunuh Trump.
Editor: Anton Suhartono