Iran Bebaskan Puluhan Ribu Napi Memperingati Revolusi 1979, Mata-Mata Asing Tak Termasuk
DUBAI, iNews.id - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memberikan grasi atau pengampunan kepada puluhan ribu narapidana, Minggu (5/2/2023). Beberapa di antaranya ditangkap terkait demonstrasi anti-pemerintah memprotes tewasnya perempuan Kurdi, Mahsa Amini.
Kantor berita IRNA melaporkan, grasi tak berlaku bagi beberapa kategori napi, salah satunya mereka yang memiliki kewarganegaraan ganda.
Selain itu para napi yang dijerat dengan dakwaan 'korupsi di bumi', pelanggaran berat terkait demonstrasi anti-pemerintah, juga tak mendapat grasi. Empat di antara napi yang didakwa atas kesalahan tersebut sudah dieksekusi mati.
Grasi juga tidak berlaku bagi mereka yang dituduh menjadi mata-mata asing atau mereka yang berafiliasi dengan kelompok yang memusuhi Iran.
Selain itu para napi yang tak mau meneken komitmen untuk tidak mengulangi perbuatan mereka dianggap menolak grasi.
"Tentu saja, mereka yang tidak menyatakan penyesalan atas perbuatan mereka dan tidak membuat komitmen tertulis untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut, tidak akan diampuni," kata wakil kepala pengadilan, Sadeq Rahimi.
Iran dilanda demonstrasi besar-besaran terkait kematian Amini di tahanan polisi moral pada September lalu. Warga Iran dari semua lapisan turun ke jalan.
Kantor berita yang dikelola aktivis, HRANA, mengungkap sekitar 20.000 orang ditangkap terkait demonstrasi tersebut. Sementara itu beberapa lembaga HAM menyebut lebih dari 500 orang tewas selama demonstrasi berlangsung, termasuk 70 anak di bawah umur.
Iran juga telah menghukum mati setidaknya empat orang yang dituduh terlibat dalam pembunuhan petugas keamanan. Sejak eksekusi mati dijalankan, demonstrasi menyusut.
Khamenei dilaporkan menyetujui pemberian grasi itu untuk memperingati Revolusi Islam 1979.
Editor: Anton Suhartono