Iran Peringatkan Prancis: Menghina Nabi Muhammad Memicu Kekerasan dan Pertumpahan Darah
TEHERAN, iNews.id - Presiden Iran, Hassan Rouhani, memperingatkan bahwa menghina Nabi Muhammad dapat mendorong aksi "kekerasan dan pertumpahan darah." Pernyataan keras Rouhani merespons penerbitan kartun Nabi Muhammad di Prancis.
Penerbitan kembali kartun Nabi Muhammad dilakukan oleh majalah satir Prancis, Charlie Hebdo pada Agustus lalu. Hal itu dengan cepat memantik kontroversi luas di luar Prancis terutama di negara-negara mayoritas beragama Islam.
Sebab, dalam Islam menggambarkan Nabi Muhammad menyerupai makhluk apapun merupakan bentuk penistaan.
Oktober ini, seorang guru sejarah tewas dengan cara mengenaskan setelah menjadikan kartun Nabi Muhammad bahan diskusi untuk mata pelajaran kebebasan berekspresi. Tewasnya Samuel Paty makin memanaskan ketegangan Prancis dengan negara-negara Islam.
Pernyataan Macron memicu kemarahan Muslim dunia
Pernyataan Presiden Emmanuel Macron yang mengatakan negara tidak akan memberikan ruang bagi aksi teror serta akan menjamin kebebasan berekspresi dan berpendapat, artinya penggambaran kartun Nabi Muhammad tidak dilarang.
Hassan Rouhani ikut bersuara mengenai kontroversi tersebut. Dia dengan tegas mengecam keras penerbitan kartun Nabi Muhammad yang merupakan bentuk penghinaan seluruh muslim di dunia.
"Meghina Nabi bukanlah pencapaian. Itu tidak bermoral. Ini mendorong kekerasan," kata Rouhani dikutip dari AFP, Kamis (29/10/2020).
"Mengejutkan bahwa ini akan datang dari mereka yang mengklaim berbudaya dan berdemokrasi. Entah bagaimana, sengaja atau tidak, mereka mendorong kekerasan dan pertumpahan darah," lanjutnya.
Barat berhutang pada Nabi Muhammad
Rouhani menambahkan Barat berhutang kepada Nabi Muhammad sebagai pembawa pesan kedamaian, bukan malah menghinanya. Orang nomor satu Iran juga memperingatkan agar negara-negara Eropa berhenti mencampuri urusan internal Muslim jika ingin menciptakan perdamaian.
"Barat harus memahami bahwa menghina Nabi berarti menghina semua Muslim, semua Nabi, semua nilai kemanusiaan, dan menginjak-injak etika," lanjutnya.
Aksi boikot terhadap produk-produk asal Prancis terjadi di sejumlah negara Muslim di kawasan Timur Tengah sebagai bentuk perlawanan penghinaan Nabi Muhammad.
Editor: Arif Budiwinarto