Israel Akui Kemerdekaan Kosovo, Serbia Ancam Batalkan Kesepakatan Diplomatik
Kesepakatan tersebut nampaknya merupakan bagian dari pembicaraan damai antara Kosovo dan Serbia yang dimediasi oleh pemerintah Amerika Serikat. Serbia dan Kosovo--dua negara Balkan yang tidak saling mengakui kedaualatan--telah menandatangani perjanjian terpisah dengan AS terkait normalisasi hubungan ekonomi antara kedua negara itu.
Serbia--dalam perjanjiannya dengan AS--berjanji akan memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Jerusalem pada 1 Juli 2021. Sedangkan dalam perjanjian dengan Kosovo, Israel setuju untuk saling mengakui satu sama lain.
Saat penandatanganan kesepakatan di Gedung Putih, Washington, Jumat pekan kemarin, Presiden Serbia Aleksandar Vucic menyebutkan telah terjadi "pertarungan besar" antara Serbia dan AS mengenai pengakuan Israel dan Kosovo.
"Mereka pikir kami harus meminta Israel untuk mengakui Kosovo, dan kami mengatakan tidak bisa karena itu merusak kebijakan kami," kata Presiden Vucic.
"Kami mengatakan, jika Israel menghormati Serbia maka kami akan memindahkan kedutaan ke Jerusalem," tambahnya.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada akhir pekan kemarin menyambut gembira langkah Kosovo yang berencana membuka kantor kedutaan di Jerusalem. Langkah itu, kata Netanyahu, akan membuka kemungkinan negara mayoritas muslim lainnya ikut membuka perwakilan asing di ibu kota Israel itu.
"Kosovo akan menjadi negara mayoritas muslim pertama yang membuka kedutaan di Jerusalem. Seperti yang pernah saya katakan beberapa hari lalu bahwa lingkaran perdamaian terus meluas dan lebih banyak negara akan bergabung," kata Netanyahu dikutip dari Times of Israel, Minggu (6/9/2020).
Editor: Arif Budiwinarto