Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Presiden Suriah Tegaskan Tak Akan Berdamai dengan Israel meski Teken Kerja Sama Keamanan
Advertisement . Scroll to see content

Israel Diserang Tewaskan 12 Orang, Menlu Rusia Justru Salahkan PM Netanyahu

Minggu, 28 Juli 2024 - 13:01:00 WIB
Israel Diserang Tewaskan 12 Orang, Menlu Rusia Justru Salahkan PM Netanyahu
Menlu Rusia Sergei Lavrov menyalahkan PM Israel Benjamin Netanyahu terkait serangan ke Majdal Shams, Dataran Tinggi Golan, yang menewaskan 12 orang (Foto: EPA-EFE)
Advertisement . Scroll to see content

KUALA LUMPUR, iNews.id - Rusia belum melihat prospek berakhirnya pertumpahan darah di Timur Tengah. Bahkan eskalasi semakin meningkat usai serangan di Majdal Shams, daerah di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada Sabtu (27/7/2024).

Serangan itu menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai 35 lainnya, memicu pembalasan Israel ke berbagai wilayah Lebanon.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov mengatakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu enggan mengakhiri perang di Jalur Gaza sampai tujuannya tercapai yakni melenyapkan Hamas. Konflik yang terjadi antara kelompok Hizbullah dengan Israel sebenarnya disebabkan perang di Gaza yang tak kunjung berakhir.

Lavrov menegaskan, tujuan Netanyahu menghancurkan Hamas tak realistis karena kelompok perlawanan itu sangat kuat dan memiliki basis pendukung sangat besar.

"Banyak rekan saya yang memiliki sudut pandang ini, adalah tugas yang tidak realistis untuk menghancurkan sepenuhnya sebuah organisasi yang ada dan memiliki kemampuan dan dukungan cukup, termasuk di dunia Muslim," kata Lavrov, merujuk kepada Hamas, saat konfeensi pers di Kuala Lumpur, Malaysia, seperti dilaporkan Sputnik, Minggu (28/7/2024).

Menurut dia, Netanyahu menginginkan perang ini berlanjut dan sulit untuk diakhiri.

"Kami mengutuk semua tindakan teroris yang dilakukan organisasi apa pun. Karena itu, kami mengutuk serangan teror Hamas terhadap warga sipil Israel pada 7 Oktober tahun lalu. Namun, tanggapan Israel tidak bisa diterima," ujarnya.

Serangan terhadap Majdal Shams menewaskan 12 orang, sebagian anak-anak. Kelompok Hizbullah membantah bertanggung jawab, sebaliknya menyebut serangan itu terjadi akibat kegagalan rudal pencegat Israel.

Dataran Tinggi Golan merupakan wilayah strategis yang mempertemukan tiga negara yakni Lebanon, Israel, dan Yordania. Meski demikian, hukum internasional mengakuinya sebagai wilayah milik Suriah.

Dua per tiga wilayah tersebut telah diduduki Israel sejak Perang Enam Hari Arab-Israel pada 1967.

Suriah berupaya merebut kembali wilayah tersebut dalam perang pada 1973, namun gagal. Sejak itu pasukan pengawas PBB betugas di garis gencatan senjata.

Namun konflik terus meruncing karena Israel membangun permukiman ilegal di Dataran Tinggi Golan. Sejak Israel mencaploknya pada 1981, sekitar 20.000 pemukim ilegal Israel tinggal di sana, bersama sekitar 20.000 orang Arab Druze.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut