Israel Ingin Isolasi Betlehem, Usir Warga Kristen Palestina dan Rebut Tanahnya
Keluarga Kisiyye, penduduk Lembah Al Mahrur dekat Situs Warisan Dunia UNESCO Nahal Heletz, berjuang melawan aktivitas penjajahan Israel sejak lama. Pada 2019, otoritas Israel menghancurkan rumah dan bisnis keluarga tersebut di Lembah Al Mahrur. Kemudian pada Juli lalu, warga Israel datang dan membuat bangunan gubuk di tanah keluarga tersebut. Hal ini meningkatkan ancaman perampasan tanah di daerah sekitarnya.
Ketika keluarga itu melawan upaya Israel untuk merebut tanah, tentara Zionis justru mengusir mereka.
Alis Kisiyye, ahli waris tanah di Lembah Al Mahrur, mengatakan meski Pengadilan Pusat di Yerusalem memutuskan tanah tersebut milik keluarganya, warga Israel, dengan dukungan Smotrich, mengirim tentara untuk mengusir mereka.
“Kami adalah keluarga biasa, dan kami membuktikan di pengadilan bahwa kami memiliki tanah ini melalui kekuatan iman, tetapi mereka mencoba menggusur orang-orang melalui kekerasan dan perampas tanah. Namun, kami bertekad untuk melindungi tanah kami,” katanya.
Al Mahrur merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO yang juga kebun anggur yang subur. Kisiyye menyerukan kepada para pemilik tanah yang terancam dirampas untuk bersatu melawan aktivitas pemukiman penjajah tersebut.
Editor: Anton Suhartono