YERUSALEM, iNews.id - Parlemen Israel Knesset akan memberikan suara untuk menyetujui pemerintahan baru pada Minggu (13/6/2021). Benjamin Netanyahu diperkirakan akan tersingkir dari jabatan perdana menteri setelah menjabat 12 tahun.
Jika koalisi partai sayap kanan, kiri, moderat, dan Arab memenangkan mosi percaya, Netanyahu akan diganti oleh pemimpin oposisi dari kelompok nasionalis yang juga pemimpin Partai Yamina, Naftali Bennett.
Tentara Israel Kembali Bunuh Diri di Pangkalan Militer, Kini Jumlahnya Jadi 61 Personel
Pada Rabu pekan lalu, pemimpin partai Yesh Atid, Yair Lapid, mengumumkan dia dan Bennett telah membentuk aliansi pemerintahan yang luas setelah pemilu 23 Maret.
Menariknya, di dalam koalisi tersebut juga terdapat partai Arab, Ra'am. Ini merupakan kali pertama partai Arab yang mewakili warga keturunan Palestina, bergabung dalam pemerintahan Israel.
Disingkirkan Lawan Politik, Begini Komentar Pedas PM Israel Netanyahu
Di bawah kesepakatan anggota koalisi, Bennett akan menjadi perdana menteri pertama, disusul berikutnya oleh Lapid.
Bennett mendesak Ketua Knesset Yariv Levin untuk menggelar pemungutan suara Rabu ini. Dia juga meminta Netanyahu untuk menghentikan segala upaya yang membujuk anggota koalisi baru untuk membelot dan menggagalkan pelantikanya.
Kisah Negosiasi Partai Islam Arab dengan Koalisi Israel untuk Singkirkan Netanyahu
Netanyahu melawan kesepakatan para lawan politik untuk menyingkirkannya. Dia mengingatkan para pendukungnya di parlemen untuk terus menentang koalisi baru karena dianggap berbahaya.
"Semua legislator dari sayap kanan yang terpilih dalam pemilu harus menentang pemerintah sayap kiri yang berbahaya ini," ujarnya.
Editor: Anton Suhartono
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku