Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Nah, Pengacara Militer Israel Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang di Gaza
Advertisement . Scroll to see content

Israel-Lebanon di Ambang Perang Besar, PBB Desak Dua Pihak Tahan Diri

Minggu, 28 Juli 2024 - 09:20:00 WIB
Israel-Lebanon di Ambang Perang Besar, PBB Desak Dua Pihak Tahan Diri
PBB berupaya mencegah perang besar Israel dan Lebanon pasca-serangan ke Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang menewaskan 12 orang (Foto: EPA-EFE)
Advertisement . Scroll to see content

BEIRUT, iNews.id - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berupaya mencegah perang antara Israel dan Lebanon pasca-serangan ke Majdal Shams, kota di Dataran Tinggi Golan, yang diduduki Israel. Serangan terhadap playground dan lapangan sepak bola itu menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai 35 lainnya.

Sebagai respons serangan roket dari Lebanon itu, Israel mengerahkan jet-jet tempurnya untuk menggempur beberapa kota. 

Militer Israel mengklaim telah menargetkan markas Hizbullah. Padahal Hizbullah sebelumnya membantah keterlibatannya dalam serangan roket di Majdal Shams. 

Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon Jeanine Hennis-Plasschaert serta kepala pasukan penjaga perdamaian PBB UNIFIL, Aroldo Lazaro, mengeluarkan pernyataan bersama mengenai serangan roket di Majdal Shams.

"Kami menyesalkan kematian warga sipil -anak-anak kecil dan remaja- di Majdal Shams," bunyi pernyataan bersama, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (28/7/2024).

Keduanya juga mendesak semua pihak untuk menahan diri semaksimal mungkin serta menghentikan baku tembak yang masih terus berlangsung. 
"Eskalasi bisa menenggelamkan seluruh kawasan dalam bencana yang tak terbayangkan," kata Plasschaert dan Lazaro.

UNIFIL dan Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon memperkuat komunikasi dengan pemerintah Lebanon serta Israel.

Dataran Tinggi Golan merupakan wilayah strategis yang mempertemukan tiga negara yakni Lebanon, Israel, dan Yordania. Meski demikian, hukum internasional mengakuinya sebagai wilayah Suriah.

Hanya saja dua per tiga wilayah tersebut telah diduduki Israel sejak Perang Enam Hari 1967. Suriah sebenarnya berupaya merebut kembali wilayah tersebut dalam perang pada 1973, namun gagal. Sejak itu pasukan pengawas PBB betugas di garis gencatan senjata.

Namun konflik terus meruncing karena Israel membangun permukiman ilegal di Dataran Tinggi Golan. Sejak Israel mencaploknya pada 1981, sekitar 20.000 pemukim ilegal Israel tinggal di sana, bersama sekitar 20.000 orang Arab Druze.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut