Israel Tak Sabar Normalisasi Hubungan dengan Suriah Setelah AS Cabut Sanksi

TEL AVIV, iNews.id – Israel menunjukkan antusiasme tinggi untuk menormalisasi hubungan diplomatik dengan Suriah, menyusul keputusan Amerika Serikat mencabut sebagian sanksi terhadap Damaskus. Langkah AS tersebut dinilai menjadi momentum penting yang membuka jalan bagi perundingan damai antara dua negara yang telah lama bermusuhan.

Menurut laporan portal berita Axios, AS saat ini memediasi diskusi awal antara Israel dan Suriah terkait kemungkinan perjanjian keamanan. Meskipun perundingan ini masih berlangsung di tingkat pejabat menengah, sejumlah sumber menyebutkan pembicaraan dapat berkembang ke level lebih tinggi.

Baca Juga

Mengapa Paspor Malaysia Jauh Lebih Kuat Dibanding Indonesia?

“Kami sedang melakukan diskusi awal yang sangat lunak,” ujar seorang pejabat senior AS.

Sementara itu, seorang pejabat Israel menekankan perundingan ini bukan sekadar kesepakatan keamanan, melainkan diarahkan menuju normalisasi penuh antara kedua negara.

Baca Juga

Sanksi Dicabut AS, Suriah Masuk Jebakan untuk Normalisasi Hubungan dengan Israel?

"Setiap pembicaraan pada akhirnya akan mengarah pada perjanjian perdamaian penuh dan normalisasi," ujarnya.

Baca Juga

Suriah Semringah Sanksi Dicabut AS: Keputusan Bersejarah!

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disebut mendorong proses bertahap, dengan menghidupkan kembali perjanjian pelepasan tahun 1974 sebagai dasar. Perjanjian itu sebelumnya menetapkan zona pemisahan antara kedua negara serta mengatur pelepasan pasukan dan pembebasan tawanan perang.

Israel juga memanfaatkan wilayah zona penyangga serta wilayah Suriah yang mereka duduki sebagai alat tawar dalam negosiasi. Seorang pejabat menegaskan bahwa penarikan pasukan hanya akan dilakukan jika tercapai perdamaian secara menyeluruh.

Baca Juga

Trump Akhirnya Cabut Sanksi untuk Suriah

Presiden AS Donald Trump pada 30 Juni 2025 menandatangani instruksi presiden untuk mencabut sebagian besar sanksi terhadap Suriah. Ia bahkan mempertimbangkan untuk menghapus nama Presiden Suriah Ahmad Al Sharaa serta kelompok Hayat Tahrir Al Sham (HTS) dari daftar organisasi teroris asing.

Langkah ini secara luas dipandang sebagai sinyal kuat bahwa Washington ingin mendorong stabilitas di kawasan dan membuka jalan bagi rekonsiliasi regional yang lebih luas, termasuk normalisasi antara Israel dan Suriah.

Editor: Anton Suhartono