Jelang Kedatangan Donald Trump, China Tutup Akses Wisata ke Korut
Institut Maritim Korea memperkirakan, sektor pariwisata Korut meraup pendapatan USD44 juta atau sekitar Rp586 miliar pada tahun ini. Sebanyak 80 persen turis asing yang mengunjungi Korut berasal dari China. Lebih dari 237 ribu warga China mengunjungi Korut pada 2012. Namun publikasi jumlah statistik wisatawan China ke Korut dihentikan mulai 2013.
Biro Pariwisiata Dandong dan Kementerian Luar Negeri China tidak memberikan respons ketika ditanya pendapat mereka tentang penghentian pengiriman wisatawan ini. Kebanyakan agen travel yang membawa warga China ke Korut berbasis di Dandong karena wilayah ini merupakan perbatasan.
Pada Selasa 7 November, para agen travel di Dandong telah diberi tahu bahwa mereka hanya diizinkan memberangkatkan wisatawan menuju Sinuiju, sebuah lokasi wisata yang berseberangan dengan Dandong. Tempat tersebut termasuk populer bagi warga China. Sementara perjalanan wisata yang membutuhkan waktu lama, yakni tiga hari atau lebih, dilarang sampai batas waktu yang belum ditentukan.
"Ini sedang bukan musim wisata, tapi sepertinya itu bukan alasan utamanya,” kata salah seorang sumber yang bekerja di pariwisata Dandong.
"Sepertinya ini disebabkan karena adanya sanksi tambahan terhadap Korea Utara. Kita harus menunggu dan melihat apa yang akan terjadi ketika Trump sudah meninggalkan China. Mungkin mereka akan lebih melonggarkan peraturannya, tapi saya rasa sulit. Ini semua terjadi karena situasi yang semakin memanas," tambah sumber tersebut.