Jepang Beri Uang Rp374 Juta bagi Warganya yang Mau Pindah dari Tokyo
TOKYO, iNews.id - Jepang menghadapi masalah kependudukan seiring menurunnya angka kelahiran. Hal ini diperparah dengan kecilnya angka pernikahan.
Di saat bersamaan, penyebaran populasi tak seimbang. Umumnya warga memilih tinggal di pusat kota, seperti Tokyo, yang menyediakan lebih banyak pekerjaan dengan upah besar selain untuk alasan pendidikan.
Sebaliknya, desa-desa atau kota terpencil ditinggalkan. Kondisi ini menyebabkan ketimpangan penyebaran populasi.
Penduduk Tokyo selalu bertambah dari tahun ke tahun sehingga memicu masalah kependudukan, transportasi, lalu lintas, dan lainnya. Tak heran jika kini banyak warga Tokyo yang bukan orang asli alias pendatang. Kondisi ini sudah terjadi selama 22 tahun terakhir.
Karena itu pemerintah berupaya mengurangi populasi di Tokyo. Salah satu caranya, pemerintah mempertimbangkan memberi uang 3 juta yen atau sekitar Rp374 juta bagi setiap orang yang mau meninggalkan Tokyo.
Usulan ini disampaikan pekan lalu oleh pemerintah pusat. Tapi, tidak semua warga bisa mengambil kesempatan ini, melainkan hanya mereka yang tinggal di 23 distrik dengan populasi paling padat.
Dengan uang itu, mereka bisa mencari tempat tinggal baru lalu mencari pekerjaan atau membuka usaha.
Jumlah itu dianggap cukup ideal untuk menutupi biaya pindah dan mencari tempat tinggal baru. Uang 3 juta yen hampir sama dengan rata-rata gaji tahunan pekerja kerah putih yang baru masuk.
Usulan itu belum memuat persayaratan siapa saja warga di 23 distrik Tokyo yang bisa mengajukan ikut dalam program transmigrasi ala Jepang ini.
Namun Gubernur Tokyo Yuriko Koike ragu usulan ini akan berhasil.
"Perlu pemantauan berapa besar efek dari 3 juta yen itu," katanya, dikutip dari Japan Today, Kamis (29/11/2018).
Dia menganggap, akan lebih bijaksana bagi pemerintah untuk fokus menyebarkan berita tentang karakteristik dan kekuatan wilayah lain sehingga bisa memicu warga Tokyo untuk pindah. Hal lain adalah mencarikan tempat yang layak bagi mereka.
Editor: Anton Suhartono