Jepang Peringatkan Jangan Terperdaya 'Diplomasi Senyum' Korut
BANDAR SERI BEGAWAN, iNews.id - Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang Taro Kono memperingatkan agar masyarakat internasional tidak terpedaya dengan 'diplomasi senyum' yang dimainkan Korea Utara (Korut) di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang.
Kono menekankan, sambil tersenyum di Seoul, Pyongyang tetap berkomitmen mengembangkan senjata nuklir dan rudalnya.
"Tanpa diliputi oleh diplomasi senyum Korut, Jepang akan memperkuat koordinasi dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan menuju tujuan akhir denuklirisasi Semenanjung Korea," kata Kono, dalam kunjungan kerjanya di Brunei Darussalam, seperti dilansir Japan Today, Senin (12/2/2018).
Jepang khawatir sikap damai Seoul terhadap Pyongyang dapat membahayakan kerja sama trilateral dengan AS dalam meningkatkan tekanan pada Korut untuk memaksa melepaskan ambisi program senjata nuklir dan rudalnya.
"Korut melakukan parade militer sehari sebelum pembukaan Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, seolah-olah untuk memamerkan rudalnya. Niatnya mengenai pembangunan nuklir dan rudal tidak berubah," kata Kono, menegaskan.
Dalam pertemuannya dengan Presiden Moon, adik pemimpin Korut Kom Jong Un, Kim Yo Jong, yang juga bagian dari delegasi, menyampaikan surat dari kakaknya. Pada kesempatan itu, sebagaimana disebutkan pejabat Kemlu Korsel, Kim Yo Jong disebut menyampaikan undangan kepada Presiden Moon untuk berkunjung ke Korut.
Namun pihak Korut telah menepis hal itu. Menurut Kantor berita pemerintah Korut, KCNA, seperti dilaporkan Reuters, Kim Yo Jong hanya menyampaikan pesan kakaknya, tapi tidak menyinggung soal undangan untuk Presiden Moon.
Sementara itu, dalam lawatannya ke Brunei, Kono bertemu dengan Menlu Erywan Yusof membahas kerja sama dan perdagangan. Dalam pembicaraan tersebut, Kono menekankan pentingnya kerja sama Brunei dalam strategi kebebasan dan keterbukaan Indo-Pasifik, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Erywan pun menanggapi dengan mengatakan Brunei akan memperdalam pemahamannya tentang strategi tersebut akan bekerja sama dengan Jepang. Dengan strategi tersebut, Jepang berusaha memastikan agar peraturan di wilayah yang membentang dari Asia Timur sampai Afrika menjadi upaya nyata untuk melawan pengaruh China yang meningkat di wilayah tersebut.
Editor: Anton Suhartono