Jet Tempur Rusia Bombardir Odesa dengan Rudal Hipersonik Kinzhal, 1 Tewas 5 Luka-Luka
KIEV, iNews.id - Rusia menghujani Odesa dengan rudal hipersonik Senin (9/5/2022) malam. Seorang pejabat Ukraina mengatakan mayat 44 warga sipil ditemukan di puing-puing bangunan yang dihancurkan Rusia Maret lalu.
Militer Ukraina mengatakan, pasukan Rusia menembakkan tujuh rudal dari udara ke Odesa. Rudal menghantam pusat perbelanjaan dan gudang.
"Satu orang tewas dan lima terluka," kata militer.
Menurut Center for Defense Strategies, sebuah think tank Ukraina yang melacak perang, sebuah pesawat pengebom Rusia menembakkan tiga rudal hipersonik. Lembaga itu mengidentifikasi senjata yang digunakan sebagai Rudal Hipersonik Kinzhal.
Kinzhal dapat melesat lima kali kecepatan suara dan menjangkau target hingga 2.000 kilometer. Rudal canggih dan lincah tersebut bisa ditembakkan dari jarak jauh, sehingga pesawat tempur Rusia tak harus memasuki wilayah udara Ukraina terlebih dulu. Ini bisa menghindari risiko tertembak sistem pertahanan anti-pesawat.
Sementara itu, Kepala Pemerintahan Daerah Kharkiv, Oleh Synehubov mengatakan, warga sipil berada di dalam gedung lima lantai yang hancur di Izyum, wilayah Kharkiv.
“Ini adalah kejahatan perang mengerikan lainnya dari penjajah Rusia terhadap penduduk sipil!” katanya dalam pesan media sosial.
Izyum merupakan kota di Ukraina sebelah timur yang telah dipegang Rusia sebagai simpul garis depan. Synehubov tidak mengatakan secara spesifik di mana bangunan itu berada.
Pejabat Ukraina, Inggris dan Amerika mengatakan, Rusia dengan cepat akan kehabisan stok senjata presisi. Rusia mungkin tidak dapat dengan cepat memproduksi lebih banyak dalam waktu singkat.
Serangan itu terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menandai hari libur patriotik terbesar negaranya tanpa bisa membanggakan keberhasilan besar di medan perang. Dia menyaksikan pasukan berbaris dalam formasi dan perangkat keras militer melintas dalam parade Hari Kemenangan di Lapangan Merah Moskow dalam perayaan peran Uni Soviet dalam kekalahan Nazi Jerman tahun 1945.
Banyak analis Barat awalnya memprediksi Putin akan menggunakan liburan Hari Patriotik untuk meneriakkan semacam klaim kemenangan atas Ukraina atau mengumumkan eskalasi, tetapi ternyata tidak. Sebaliknya, Putin berusaha untuk membenarkan perang lagi sebagai tanggapan atas apa yang dia gambarkan sebagai 'Ukraina yang bermusuhan'.
Putin telah lama marah pada gerakan NATO ke timur ke bekas republik Soviet. Ukraina dan sekutu Baratnya telah membantah negara itu menimbulkan ancaman.
Editor: Umaya Khusniah