Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jabat Wali Kota Muslim New York Pertama, Mamdani Simbol Perlawanan Minoritas di AS
Advertisement . Scroll to see content

Joe Biden Disebut Desak Kongres AS Segera Setujui Penjualan Jet Tempur F-16 ke Turki

Kamis, 25 Januari 2024 - 09:00:00 WIB
Joe Biden Disebut Desak Kongres AS Segera Setujui Penjualan Jet Tempur F-16 ke Turki
Pesawat tempur F-16 Fighting Falcon buatan Amerika Serikat. (Foto: REUTERS/Josh Smith)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON DC, iNews.id – Presiden AS Joe Biden pada Rabu (24/1/2024) dilaporkan telah mengirimkan surat kepada para pemimpin Kongres AS untuk memberi tahu mereka tentang niatnya untuk memulai secara resmi penjualan pesawat tempur F-16 ke Turki.  Surat itu dikirimkan Biden setelah Ankara menyelesaikan ratifikasi penerimaan Swedia ke dalam NATO

Dalam suratnya kepada para anggota senior Komite Hubungan Luar Negeri Senat dan DPR AS dari Partai Republik dan Demokrat, Biden mendesak Kongres untuk menyetujui penjualan tersebut “tanpa penundaan” lagi. Hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat AS kepada Reuters.

Sebelumnya pada hari yang sama, Gedung Putih mengirim surat kepada anggota Kongres untuk mendesak persetujuan penjualan pesawat F-16 dan peralatan modernisasi jet tempur itu senilai 20 miliar dolar AS ke Turki. Kabar itu disampaikan oleh empat sumber yang mengetahui surat itu.

Pada Selasa 23/1/2024), Parlemen Turki meratifikasi usuluan Swedia untuk menjadi anggota NATO. Langkah Ankara itu mengurangi hambatan besar bagi Stockholm dalam upayanya untuk bergabung dengan aliansi militer Barat tersebut, setelah tertunda selama 20 bulan. 

Sampai berita ini ditulis, belum ada komentar resmi dari Gedung Putih terkait surat Biden ke Kongres tersebut.

Setelah diratifikasi oleh Parlemen Turki, dokumen persetujuan bergabungnya Swedia ke NATO itu masih harus ditandatangani oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan, lalu dipublikasikan di Lembaran Resmi Negara Turki. Erdogan memiliki waktu 15 hari untuk meninjau penandatanganan keputusan tersebut. 

Pada Rabu, Departemen Luar Negeri AS juga mendesak Ankara agar menyelesaikan ratifikasi aksesi Swedia ke NATO. Untuk melakukan hal itu, Erdogan diharapkan menandatangani undang-undang tersebut. Instrumen penerimaan Swedia itu juga perlu dikirim ke Washington DC.

Departemen Luar Negeri menolak memberikan batas waktu pasti mengenai proses pemberitahuan resmi penjualan F-16 ke Turki.

“Presiden Biden, Menteri (Luar Negeri) Blinken sangat jelas mendukung kami untuk memodernisasi armada F-16 Turki, yang kami pandang sebagai investasi penting dalam interoperabilitas NATO. Namun lebih dari itu… Saya tidak akan mengonfirmasi atau mendahuluinya (mengumumkan) soal usulan penjualan atau transfer pertahanan sampai diberitahukan secara resmi kepada Kongres,” kata Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, dalam jumpa pers.

Turki sejak Oktober 2021 mengajukan usulan ke Amerika terkait pembelian pesawat tempur Lockheed Martin F-16 senilai 20 miliar dolar AS serta hampir 80 peralatan modernisasi untuk pesawat tempurnya.

Para pemimpin Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS dan Komite Urusan Luar Negeri DPR AS meninjau setiap penjualan senjata asing dalam jumlah besar. Mereka secara rutin mengajukan pertanyaan atau menyampaikan kekhawatiran mengenai masalah hak asasi manusia atau diplomatik yang dapat menunda atau menghentikan kesepakatan tersebut. 

Senator Chris Van Hollen, seorang Demokrat yang duduk di Komite Hubungan Luar Negeri Senat, meragukan persetujuan cepat tersebut. Dia mengatakan, anggota parlemen memerlukan jaminan dari pemerintahan Biden dan Turki terlebih dulu.

“Selama Presiden Erdogan menjabat, Turki adalah sekutu NATO yang tidak setia – jadi ini adalah kabar baik,” kata Van Hollen.

“Meskipun demikian, saya masih memiliki pertanyaan tentang serangan Erdogan yang sedang berlangsung terhadap para sekutu Kurdi di Suriah, tindakan agresifnya di Mediterania Timur, dan peran yang ia mainkan dalam mendukung serangan militer Azerbaijan terhadap Nagorno-Karabakh,” kata Van Hollen kepada Reuters.

Swedia dan Finlandia mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO setelah Rusia melancarkan agresi militer ke Ukraina pada Februari 2022. Meskipun keanggotaan Finlandia telah ditetapkan tahun lalu, tawaran Swedia ditolak oleh Turki dan Hongaria.

Semua anggota NATO harus menyetujui permohonan dari negara-negara yang ingin bergabung dengan aliansi militer tersebut. Ketika Swedia dan Finlandia meminta untuk bergabung, Turki mengajukan keberatan atas perlindungan yang diberikan oleh Helsinki dan Stockholm terhadap kelompok teroris PKK.

Editor: Ahmad Islamy Jamil

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut