Joe Biden Kecam Pertemanan Trump dan Kim Jong Un, Samakan Pemimpin Korut dengan Hitler

NASHVILLE, iNews.id – Calon presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden, mengecam pertemanan Donald Trump dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Dia pun menyebut Kim sebagai “preman” dan menyamakannya dengan pempin Nazi Jerman, Adolf Hitler.

“Dia (Trump) berbicara tentang teman baiknya (Kim Jong Un) yang merupakan preman,” kata Biden dalam debat final kandidat Pilpres AS di Universitas Belmont di Nashville, Tennessee, Kamis malam (22/10/2020) waktu setempat atau Jumat (23/10/2020) WIB.

Baca Juga

Profil Gabriele Nunziati, Jurnalis Italia yang Dipecat karena Tanya Tanggung Jawab Israel di Gaza

“Itu sama saja seperti mengatakan kita memiliki hubungan yang baik dengan Hitler sebelum dia menginvasi Eropa, seluruh Eropa,” ujarnya.

Kendati demikian, Biden mengisyaratkan bahwa dia juga bersedia untuk bertemu dengan Kim. Syaratnya, Pyongyang harus serius bekerja untuk membuat Semenanjung Korea menjadi zona bebas nuklir.

Baca Juga

Joe Biden Peringatkan Negara yang Ikut Campur Pilpres AS Akan Membayar Mahal

Sementara, Trump mengatakan, mantan Presiden AS Barack Obama telah membuat situasi jadi berantakan di Korea Utara. Dia pun telah memperingatkan Obama tentang risiko perang nuklir.

Dia pun lantas mengungkit kembali pertemuannya dengan Kim dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) tahun lalu. “Kami (saya dan Kim) memiliki hubungan yang sangat baik. Dan tidak ada perang,” kata Trump.

Baca Juga

Joe Biden: Banyak Kematian akibat Covid di AS, Trump Tak Boleh Jadi Presiden Lagi

“Dia (Kim) tidak menyukai Obama. Dia tidak menyukainya. Dia tidak akan melakukannya,” kata Trump.

Biden—yang juga wakil presiden di era Obama—membalas bahwa Obama tidak akan bertemu Kim karena dia mendorong sanksi yang lebih keras terhadap Korut. “Presiden Obama mengatakan kami akan berbicara tentang denuklirisasi. Kami tidak akan melegitimasi Anda,” ucap Biden.

Trump pertama kali bertemu pada Juni 2018 dengan Kim Jong Un di Singapura. Itu adalah pertemuan puncak pertama antara kedua negara yang secara teknis masih berperang.

Kedua pemimpin telah bertemu dua kali lagi dan Korea Utara sejak itu menunda uji coba nuklir dan rudal mereka. Akan tetapi, para analis mengatakan Pyongyang sebenarnya masih terus meningkatkan program senjatanya.

Editor: Ahmad Islamy Jamil