Joe Biden Makin Tertekan, 1 Lagi Pejabat AS Mundur Tak Setuju soal Kebijakan Perang Gaza
WASHINGTON, iNews.id - Seorang pejabat senior Departemen Pendidikan Amerika Serikat mengundurkan diri, Rabu (3/1/2024), terkait perang Israel dan pejuang Palestina. Dia tak setuju dengan cara pemerintahan Presiden Joe Biden menangani konflik tersebut.
Tariq Habash, asisten khusus Bidang Perencanaan Evaluasi dan Pengembangan Kebijakan Departemen Pendidikan, mengirim surat pengunduran diri kepada Menteri Pendidikan AS Miguel Cardona.
"Saya tidak bisa tinggal diam karena pemerintahan ini menutup mata terhadap kekejaman yang dilakukan terhadap warga Palestina yang tidak bersalah, dalam apa yang oleh para ahli hak asasi manusia menyebutnya sebagai kampanye genosida oleh pemerintah Israel,” kata Habash, dalam suratnya, seperti dilaporkan Reuters, Kamis (4/1/2024).
Pria keturunan Palestina-Amerika itu ditunjuk pada awal masa pemerintahan Biden pada 2021.
Habash bukan satu-satunya pegawai atau pejabat pemerintah yang menentang kebijakan Biden soal konflik Israel-Hamas. Bahkan para pegawai Gedung Putih menggelar demonstrasi di kantornya, mendesak Biden untuk segera menerapkan gencatan senjata di Gaza.
Selain itu ada 17 staf kampanye Biden, tidak disebutkan identitas mereka, membuat surat terbuka. Mereka mendesak Biden untuk menyerukan gencatan senjata di Gaza.
“Para staf Biden for President menyebut relawan berbondong-bondong mengundurkan diri. Selain itu banyak orang yang telah memilih biru (Partai Demokrat) selama beberapa dekade tidak yakin untuk memilihnya kembali karena konflik ini,” demikian isi surat para staf.
Josh Paul, pejabat Departemen Luar Negeri (Deplu) AS, mengundurkan diri dari pemerintahan Biden pada Oktober sebagai protes atas apa yang disebutnya dukungan buta pemerintahan negaranya terhadap Israel.
Kemudian pada November, lebih dari 1.000 staf di Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), bagian dari Deplu AS, menandatangani surat terbuka yang mendesak pemerintahan Biden untuk menyerukan gencatan senjata segera.
Editor: Anton Suhartono