Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Indonesia Kerja Sama dengan Rusia, Bikin Kapal Cepat Ramah Lingkungan
Advertisement . Scroll to see content

Joe Biden Takut Jatuhkan Sanksi Perusahaan Minyak Rusia Jelang Pilpres AS, Kenapa?

Kamis, 27 Juni 2024 - 03:03:00 WIB
Joe Biden Takut Jatuhkan Sanksi Perusahaan Minyak Rusia Jelang Pilpres AS, Kenapa?
Pemerintahan Presiden Joe Biden bimbang dalam menjatuhkan sanksi terhadap industri minyak Rusia, Iran, dan negara musuh lainnya, sebelum Pilpres AS 2024 (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bimbang untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, Iran, dan negara musuh lainnya. Jika sanksi dijatuhkan, dampaknya harga minyak akan naik.

Ini menjadi pertaruhan bagi Biden menjelang Pilpres AS 2024 yang akan berlangsung pada 5 November mendatang.

Surat kabar The Wall Street Journal (WSJ), mengutip keterangan seorang pejabat senior AS, melaporkan pemerintahan Biden sedang mencari keseimbangan antara sanksi dan menjaga harga minyak tetap rendah.

Ini bisa dilihat dari sanksi terbaru yang dijatuhkan AS ke Rusia pada awal Juni yang lebih mengincar perbankan, bukan industri minyak negara itu.

Sanksi terhadap produsen minyak utama Rusia, Iran, dan Venezuela, tidak sekeras yang diperkirakan.

Negara penghasil minyak lainnya, Iran, meningkatkan ekspor hingga lebih dari 1,5 juta barel per hari mulai Februari, meskipun ketegangan dengan AS telah meningkat sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.

“Presiden (Biden) ingin melakukan segala hal yang dia bisa untuk memastikan bahwa konsumen Amerika membeli harga serendah mungkin, karena bisa memengaruhi penghidupan keluarga sehari-hari,” kata sumber pejabat itu, kepada WSJ, dikutip, Rabu (26/6/2024).

Beberapa staf Departemen Keuangan AS dilaporkan frustrasi atas kelambanan pemerintahan Biden terhadap beberapa jaringan perdagangan minyak yang diduga mengangkut minyak Rusia dan Iran. Salah satu jaringan yang dioperasikan perusahaan Azerbaijan untuk perusahaan energi Rusia, Rosneft, saat ini sedang diselidiki.

Negara-negara Barat dan sekutunya meluncurkan kampanye sanksi komprehensif terhadap Rusia setelah invasi ke Ukraina pada Februari 2022. Sanksi itu termasuk pembatasan harga terhadap produk minyak mentah Rusia. 

Mamun para pejabat Rusia menegaskan sanksi negara Barat terhadap gagal mencapai tujuannya.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut